
Bankaltimtara Cabang Tenggarong.(Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Bankaltimtara Cabang Tenggarong melakukan kerja sama dengan sejumlah pengembang perumahan (developer) untuk memudahkan masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar) dalam proses pembayaran rumah layak huni.
Adapun kerja. sama yang dilakukan, di antaranya perumahan Griya Tambak Rel, perumahan Grand Triti Residence, perumahan Singgasana Residence dan perumahan Dinar Mas Residence.
Pjs. Pemimpin Bidang Perkreditan Bankaltimtara Cabang Tenggarong, Arif Tri Cahyono mengatakan, kerja sama ini telah dimulai sejak 2022 lalu hingga saat ini.
Melalui kerja sama ini, banyak masyarakat mengajukan permohonan pembayaran untuk pembelian perumahan bersubsidi di 4 lokasi perumahan tersebut.
"Dalam setahun, kami memiliki target sekitar 55 debitur yang mengambil perumahan. Dan 2025 ini, sudah ada sekitar 35 orang yang mengajukan pembayaran perumahan," kata Arif kepada Kutairaya, Jum
Ia mengaku, dari pembiayaan rumah bersubsidi melalui Bankaltimtara ini, yang paling sering diminati oleh masyarakat adalah perumahan Griya Tambak Rel dan Grand Teriti.
"Masyarakat bebas memilih perumahan mana saja, kami telah bekerja sama dengan 4 pengembang. Program ini menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," ujarnya.
Meskipun sudah ada kerja sama, pengajuan kredit untuk pembayaran perumahan itu juga harus sesuai dengan ketentuan, baik dari pendapatan yang bersangkutan hingga data administrasi tak bermasalah.
"Pendapatan dan SLIK OJK juga menjadi pertimbangan saat pengajuan perumahan bersubsidi," ucapnya.
Menurutnya, mengambil perumahan melalui pembiayaan perbankan itu tak membebankan, tapi malah memudahkan orang tersebut untuk kepemilikan aset.
Sebab nasabah hanya membayar angsuran sekitar Rp 1,5 juta setiap bulannya dan aset itu bakal menjadi hak milik.
"Daripada harus menyewa rumah, lebih baik uang sewanya untuk bayar angsuran rumah," ujarnya.
Sementara itu, warga perumahan Triti Residance, Novi Fitria menyebutkan alasan mengambil perumahan subsidi ini, yakni untuk memiliki aset pribadi.
Sebab perbandingannya daripada harus menyewa rumah lebih baik mengambil perumahan subsidi, melalui pembayaran perbankan.
"Perumahan ini juga memiliki akses yang dekat dari pusat keramaian. Dan dari desainnya juga berbeda dari yang lainnya,"kata Novi.
Ia mengambil perumahan ini sejak 3 tahun lalu dengan DP minimal sekitar Rp 4,5 juta dan tenor 9 tahun.
Untuk mekanisme pengajuan perumahan itu seperti biasanya, warga cukup menyerahkan data diri, pekerjaan hingga riwayat pinjaman di perbankan. (ary)