
Kabid Sarana dan Pelaku Distribusi Anwari Fitrah (Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Pembangunan pasar desa di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tidak hanya fokus pada penyediaan sarana fisik, tapi juga diarahkan untuk memperkuat kemandirian ekonomi desa melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Kepala Bidang Sarana dan Pelaku Distribusi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Anwari Fitrah mengatakan, pasar desa yang dibangun pemerintah nantinya akan dikelola sepenuhnya oleh BUMDes setempat.
Skema ini diharapkan mampu menciptakan pusat ekonomi desa yang berkelanjutan, sekaligus menambah Pendapatan Asli Desa (PADes).
"BUMDes yang akan mengelola, merawat, dan memelihara pasar desa agar tetap berfungsi optimal. Dengan begitu, manfaat ekonominya bisa langsung dirasakan oleh desa," ujar Anwari, Sabtu (13/12/2025).
Pada tahun 2025, Disperindag Kukar mencatat 3 pasar desa yang telah dan sedang direalisasikan, yakni di Desa Separi yang telah selesai 100 persen, Desa Badak Baru yang masih dalam tahap pengerjaan, dan Desa Segihan yang saat ini berada pada proses pelaksanaan.
Adapun anggaran pembangunan pasar desa disesuaikan dengan kondisi bangunan, berkisar antara Rp 800 juta hingga Rp 1,2 miliar.
Dan beberapa rencana pembangunan pasar desa belum dapat diwujudkan tahun ini.
Desa Perangat Baru, Kota Bangun, Kelekat, dan Rantau Hempang harus menunda pembangunan akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran.
Anwari menjelaskan, pembangunan pasar desa dilakukan secara bertahap.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Disperindag Kukar telah membangun pasar desa di Desa Bunga Jadi, Kecamatan Muara Kaman, serta Desa Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, dengan tetap memperhatikan kesiapan sarana dan prasarana pendukung.
Sementara itu, Kepala Desa Segihan, Hendra Wahyudi, menyambut positif rencana pembangunan pasar desa di wilayahnya.
Ia menilai keberadaan pasar desa akan menjadi ruang baru bagi warga untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah.
"Lahan sudah kami siapkan di lapangan serba guna Desa Segihan dengan luas 40x50 meter. Harapan kami, pasar ini bisa menjadi pusat ekonomi warga dan menata aktivitas perdagangan agar lebih tertib," ucap Hendra.
Ia menambahkan, pasar desa juga akan memberikan kepastian tempat berjualan bagi para pedagang lokal.
"Nantinya pedagang bisa berjualan di lapak yang telah ditentukan, sehingga aktivitas jual beli lebih teratur dan nyaman," tuturnya. (dri)