
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Distanak Kukar Aji Gazali Rahman. (Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Upaya peningkatan produksi telur konsumsi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus membuahkan hasil yang signifikan.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar memperluas dukungan terhadap kelompok peternak dan koperasi melalui program bantuan ayam petelur yang digulirkan sejak 2022.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar, Aji Gazali Rahman mengatakan, sektor perunggasan daerah dalam kondisi stabil.
Pasokan ayam ras pedaging (broiler) tidak mengalami hambatan, bahkan selalu tersedia dari berbagai wilayah.
"Tidak ada masalah pada broiler. Mau dari daerah mana saja masuk, semua ada. Karena itulah kita posisi surplus," tuturnya, Kamis (11/12/2025).
Berbeda dengan broiler, kebutuhan telur konsumsi dinilai menjadi fokus baru pemerintah daerah.
Dalam 3 tahun terakhir, tren peningkatan bantuan ayam petelur dilakukan untuk memperkuat basis produksi lokal.
"Kami mulai memberikan bantuan ayam petelur kepada masyarakat sejak 2022 hingga sekarang. Kapasitasnya variatif, ada yang 100, 200, bahkan 500 ekor untuk satu kelompok," ucap Aji.
Program ini juga diarahkan untuk memperkuat suplai telur menghadapi kebutuhan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Distanak Kukar mendorong agar koperasi dan kelompok peternak terlibat aktif sebagai pemasok daerah.
"Sifatnya tidak hanya untuk operasi pasar, tetapi untuk menyiapkan ketersediaan telur jangka panjang, termasuk kebutuhan program MBG," katanya.
Dalam pelaksanaannya, Distanak hanya menyediakan sarana prasarana, seperti kandang, bibit ayam petelur, dan pakan.
Sementara untuk penyaluran hasil produksi, kelompok peternak didorong menjalin kemitraan dengan Satuan Pelaksana Penyedia Pangan dan Gizi (SPPG), koperasi, maupun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Koordinasinya sepenuhnya antara kelompok dan SPPG. Kami hanya menyiapkan fasilitas awalnya," ujar Aji.
Ia menegaskan seluruh bantuan diberikan berdasarkan usulan masyarakat, bukan keputusan sepihak dari dinas.
Mekanisme bottom-up ini dinilai mampu membangun komitmen peternak dalam mengembangkan usaha mereka.
"Kalau program hanya diberikan tanpa permintaan, bisa saja mereka tidak siap. Dengan usulan dari bawah, mereka punya semangat untuk benar-benar beternak," tuturnya.
Aji menambahkan Distanak juga rutin memberikan edukasi dan materi pelatihan agar usaha ayam petelur yang dikelola kelompok dapat bertahan dan berkembang.
Hingga kini, sejumlah BUMDespun sudah terlibat dalam kemitraan penyediaan telur untuk berbagai kebutuhan daerah.
Dengan peningkatan produksi dan terbangun jaringan kemitraan yang lebih kuat, Kukar ditargetkan mampu menjaga ketersediaan telur sekaligus membuka ruang peningkatan ekonomi bagi masyarakat.
"Yang terpenting, produksi lokal terus naik dan memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga," ucap Aji. (dri)