
Salah Satu Tahanan yang berhasil diamankan kembali pihak Kepolisian.(Foto: Achmad Nizar/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Warga Tenggarong dikejutkan pada Kamis (11/12/2025) pukul 07.00 WITA dengan kabar telah kaburnya empat tahanan anak dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Tenggarong.
Informasi tersebut dengan cepat menyebar dan membuat aparat kepolisian serta petugas Lapas langsung bergerak melakukan pencarian. Sebelumnya keempat tahanan tersebut berhasil keluar dari ruang tahanan sekitar pukul 04.00 WITA setelah membuka tralis sel tahanan.
Mereka kemudian melarikan diri melalui samping gedung Lapas, turun ke jalan dan sempat menumpang sebuah truk menuju Pasar Tangga Arung.
Dari sana, mereka berjalan tanpa arah dan akhirnya tersesat di sekitar kawasan jalan Gunung Gandek. Beberapa personel kepolisian dan petugas Lapas dikerahkan untuk melakukan penyisiran. Tiga dari empat anak tersebut akhirnya ditemukan dan diamankan di area antara Jalan Gunung Gandek dan Jalan Danau Jempang, Kelurahan Melayu.
Salah satu dari mereka bahkan menyerahkan diri setelah kebingungan mencari jalan pulang.
Sementara satu anak lainnya sempat hilang jejak, namun petugas mendapatkan rekaman CCTV warga yang menunjukkan bahwa ia berjalan melewati Gang Karya, Jalan Delta, Kelurahan Melayu.
Informasi itu langsung ditindaklanjuti, hingga akhirnya dalam waktu kurang dari 12 jam, seluruh anak berhasil ditemukan dan dibawa kembali ke LPKA Tenggarong.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Kaltim, Endang Lintang Hardiman menjelaskan, aksi kaburnya para tahanan anak ini disebabkan karena mereka sangat rindu kepada orang tuanya.
"Anak-anak ini memang begitu. Kalau mereka kangen sama orang tua, kadang seperti anak-anak kita sendiri, jika kita kurung dalam rumah, bisa saja lari lewat jendela," ujar Herdiman pada awak media, Kamis (11/12/2025).
Ia menegaskan, standar keamanan di LPKA berbeda dengan Lapas dewasa, karena anak-anak harus diperlakukan layaknya tinggal di rumah, bukan di penjara dengan pengamanan ketat.
"Lapas anak itu tidak boleh seperti Lapas dewasa. SOP nya memang dibuat seperti itu, jadi kalau kami mengetatkan melebihi standar, justru itu melanggar aturan," tegasnya.
Terkait kabar bahwa para tahanan anak yang membawa senjata tajam (sajam), pihaknya memberikan klarifikasi.
"Itu bukan membawa sajam dari awal. Mungkin saja mereka menemukan benda itu di pasar dan mengambilnya karena bingung," jelasnya.
Dan saat ditanya oleh para awak media terkait isu para tahanan sempat mengambil kendaraan bermotor, ia menjelaskan, semua persoalan tersebut sudah selesai dan tidak ada kerugian masyarakat.
Ia menuturkan, setelah dirinya mendapatkan kabar tersebut, ia langsung turun ke lapangan untuk memastikan para tahanan anak tidak terkena amuk warga, seluruh petugas telah diberi instruksi untuk tidak melakukan kekerasan terhadap anak-anak tersebut.
"Saya turun langsung memastikan tidak ada pemukulan atau penganiayaan. Mereka ini masih anak-anak, masa depan mereka panjang. Tugas kita membina dan memperbaiki," ucapnya.
Pihaknya telah berencana untuk menghubungi orang tua atau keluarga dari masing-masing anak, namun beberapa anak diketahui tidak memiliki nomor kontak keluarga, sehingga pihak Lapas akan berupaya mencari dan memanggil pihak keluarganya.
Mengingat sebelumnya kejadian serupa ini pernah ada dan terulang kembali, pihaknya memastikan, kedepannya pengawasan akan lebih ditingkatkan tanpa melanggar aturan perlindungan anak.
"Pengawasannya akan lebih diaktifkan. Kemarin kondisi hujan dan banjir membuat beberapa akses kesulitan dilalui. Ini menjadi evaluasi kami agar kontrol ke depan tetap maksimal," pungkasnya. (*zar)