• Selasa, 16 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Tanaman Kelapa Sawit.(Foto: Andri Wahyudi/Kutairaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Sektor perkebunan kelapa sawit menunjukkan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Harga tandan buah segar (TBS) yang stabil tinggi selama 2 tahun terakhir membuat kesejahteraan petani sawit terus meningkat, baik petani swadaya maupun yang bermitra dengan perusahaan.

Kabid Usaha dan Penyuluhan, Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar, Samsiar, mengatakan, indikator meningkatnya kesejahteraan petani dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang terus berada pada posisi baik.

Meskipun tidak menyebut angka spesifik, Samsiar memastikan tren tersebut menggambarkan penguatan ekonomi di tingkat pekebun.

“Indikator utamanya itu nilai tukar petani. Angkanya selalu di atas. Kalau nanti perlu detailnya, bisa kami sampaikan setelah kami lihat data statistik. Tapi yang jelas, NTP kita menunjukkan kondisi yang sangat baik,” ujarnya, Senin (8/12/2025).

Samsiar menjelaskan, perubahan ekonomi petani sawit kini dapat terlihat jelas di lapangan.

Kenaikan pendapatan membuat banyak keluarga petani mampu memperbaiki rumah, membeli kendaraan, serta menyekolahkan anak hingga tingkat SMA dan perguruan tinggi.

“Itu indikator kasat mata. Di kampung-kampung terlihat perubahan. Petani yang swadaya, bermitra, atau yang bekerja di perusahaan semuanya merasakan dampaknya,” tuturnya.

Terkait harga sawit, Samsiar menyebut selama 2 tahun terakhir nilai TBS cenderung tinggi dan stabil.

Pemerintah provinsi menetapkan harga resmi setiap 15 hari, dengan kisaran harga pada pekan terakhir berada di antara Rp 3.180 hingga Rp 3.600 per kilogram.

“Itu harga mitra di pabrik. Kalaupun turun, hanya sekitar Rp 50. Secara umum, trennya tetap naik,” tambahnya.

Kendati demikian, Dinas Perkebunan Kukar mengingatkan agar petani tetap memperhatikan kualitas sumber benih.

Samsiar menegaskan, benih unggul harus menjadi prioritas, mengingat masih ada kasus petani tertipu membeli benih tidak jelas yang berdampak pada hasil panen.

“Semangat petani swadaya ini luar biasa, tapi benih harus diperhatikan. Jangan sampai membeli benih tidak bersertifikat, karena kerugiannya besar dan sudah sering terjadi,” ujarnya.

Disbun Kukar berharap tren positif di sektor sawit ini dapat berlanjut, sehingga petani semakin mandiri dan perekonomian daerah terus tumbuh.

Sementara itu, para petani juga merasakan dampak positif ini.

Arif, seorang petani sawit di Kecamatan Sebulu, mengaku harga jual TBS saat ini menguntungkan.

“Alhamdulillah harga sawit sekarang naik. Semoga bisa stabil tidak turun. Di tengkulak sekitar Rp 2.700 per kilogram, sementara di perusahaan Rp 3.000-an per kilogram,” ujarnya. (Dri)



Pasang Iklan
Top