
Direktur Utama PT Tunggang Parangan, Awang Mohammad Luthfi (Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Perjalanan panjang PT Tunggang Parangan (Perseroda) dalam memperbaiki kinerja akhirnya menunjukkan hasil menggembirakan.
Setelah bertahun-tahun mencatat kerugian, perusahaan daerah yang bergerak di sektor jasa perairan ini, kini konsisten membukukan keuntungan dan menyetor Pendapatan Asli Daerah (PAD) sejak 2022.
Direktur Utama PT Tunggang Parangan, Awang Mohammad Luthfi mengatakan, perbaikan manajemen dan pembenahan internal menjadi kunci utama perubahan tersebut.
Ia menyampaikan momentum 2022 sebagai titik balik setelah perusahaan merugi selama 21 tahun.
"Sejak 2022 kami kembali mencatatkan keuntungan. Tahun itu juga kami langsung bisa memberikan kontribusi PAD, yang awalnya Rp 128 juta dan terus naik menjadi ratusan juta rupiah,"tuturnya.
Menurut Luthfi, peningkatan kinerja tidak serta-merta berarti seluruh keuntungan dapat diserahkan ke kas daerah.
Ia menegaskan, sekitar 70 persen laba digunakan perusahaan untuk menutup kewajiban masa lalu, membayar pajak, pesangon, serta menjadi penyokong modal untuk kegiatan usaha.
"PAD yang disetor hanya sekitar 30 persen dari keuntungan bersih. Sisanya digunakan untuk menyelesaikan berbagai tanggungan lama dan kebutuhan operasional," ujarnya.
Hingga kini, sektor layanan pemanduan dan penundaan kapal masih menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan.
Dengan jumlah layanan yang dapat mencapai 1.000 kegiatan per bulan dan tarif resmi sekitar Rp 1,9 juta per pelayanan, perusahaan hanya menerima sebagian kecil pendapatan karena sistem bagi hasil dan pemotongan pajak.
"Dari tarif itu, perusahaan hanya memperoleh sekitar 10 persen. Itu angka realistis setelah memperhitungkan potongan pajak dan pembagian dengan mitra," kata Luthfi.
Ia menekankan seluruh pendapatan perusahaan bersifat transparan dan baru dipublikasikan setelah proses audit selesai melalui kanal Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).
Capaian lainnya yang turut mengangkat reputasi perusahaan adalah predikat AA+ dalam penilaian kesehatan keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Predikat tersebut menempatkan PT Tunggang Parangan sebagai satu-satunya BUMD di Kalimantan Timur yang memperoleh kategori tertinggi pada periode penilaian terbaru.
"Predikat ini membuat kami menjadi rujukan bagi banyak BUMD dari daerah lain. Mereka datang untuk studi banding dan melihat langsung tata kelola yang kini kami jalankan," ujarnya.
Luthfi berharap peningkatan ini dapat dijaga agar perusahaan tetap menjadi penyumbang PAD yang stabil bagi daerah, terlebih jika tren lalu lintas kapal batu bara tetap kondusif.
"Kami optimistis tren positif ini bisa terus berlanjut. Yang penting perusahaan terus menjaga disiplin manajemen, efisiensi, dan kualitas layanan," tuturnya. (dri)