• Kamis, 18 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

DPRD Kalimantan Timur



Sekretaris Komisi I DPRD provinsi Kaltim, H. Salehuddin, S.Sos, S.Fil, M.AP saat berkunjung ke SMA Negeri 2 Loa Janan.(Foto: Ridwan/KutaiRaya)


KUKAR, (KutaiRaya.com) : Sekretaris Komisi I DPRD provinsi Kaltim, H. Salehuddin, S.Sos, S.Fil, M.AP mengakui, bahwa Kesejahteraan guru saat ini dinilai masih kurang, namun dengan adanya kebijakan Pemprov yang mulai menyalurkan insentif bulanan kepada guru swasta beberapa waktu lalu sangat diapresiasi.

Hal ini diungkapkan Salehuddin, saat berkunjung ke SMA Negeri 2 Loa Janan, Kamis (27/11/2025).

"Walaupun sekarang untuk kesejahteraan guru, kami akui masih dalam proses diskusi panjang khususnya di DPRD Kaltim, tapi sekarang ada beberapa mekanisme termasuk misalnya PPPK bagaimana pemerintah provinsi mendorong yang swasta dan berkomitmen untuk memberikan insentif guru kita di swasta," ungkap Politisi Golkar ini.

Ia mengaku, komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim untuk memperkuat peran pendidikan swasta dengan menyalurkan insentif bulanan sebesar Rp 500 ribu kepada guru swasta, mulai dari jenjang PAUD hingga Madrasah Aliyah patut kita apresiasi.

"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi langkah ini. Ini adalah sinyal kuat bahwa guru swasta mulai diperhitungkan dan dihargai atas dedikasi mereka yang selama ini terabaikan," tuturnya.

Ia menambahkan, dengan tambahan penghasilan ini bukan sekadar angka, tetapi menjadi penopang moral dan ekonomi yang sangat berarti.

"Guru-guru negeri telah menerima gaji tetap, tunjangan sertifikasi, hingga TPP. Sementara itu, guru swasta masih banyak yang belum tersentuh langsung oleh kebijakan kesejahteraan," imbuhnya.

la berharap, program insentif ini tidak berhenti pada angka simbolik, tetapi terus berkembang, baik dari sisi jumlah penerima maupun besaran bantuan.

"Kesejahteraan guru swasta adalah investasi jangka panjang dalam membangun kualitas SDM Kaltim," sebutnya.

Terakhir, Salehuddin juga menyinggung tentang profesi guru, menurutnya, dulu profesi guru itu betul-betul menjadi referensi nilai kehidupan, dulu kalau ingin menjadi tokoh masyarakat harus jadi guru, kalau kita ingin dihormati masyarakat jadi guru.

"Karena saat itu profesi guru menjadi suri tauladan bukan hanya disekolah tapi dilingkungan masyarakat juga," tutupnya. (One/Adv)



Pasang Iklan
Top