• Kamis, 18 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

DPRD Kalimantan Timur



Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah.(Foto:Google)


SAMARINDA,(KutaiRaya.com): Kerusakan parah pada ruas jalan poros Kelay–Labanan di Kabupaten Berau menjadi sorotan publik.

Jalan yang menjadi jalur utama penghubung Berau dengan Kutai Timur hingga Samarinda itu, kini berada dalam kondisi terburuknya, memicu keluhan luas dari masyarakat setempat pada Sabtu (22/11/2025)

Warga menyebut sejumlah titik jalan mengalami pergeseran, longsor, hingga berlubang dalam jumlah banyak.

Situasi ini semakin membahayakan pengguna jalan, terutama pada malam hari.

"Kalau malam, risikonya lebih besar. Banyak kendaraan tergelincir karena tanjakan, turunan, dan lubang-lubang yang tidak terlihat jelas," ujar Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, Kamis (20/11/2025).

Menurutnya, sebagian warga memilih bepergian hanya pada siang hari demi menghindari potensi kecelakaan.

Sopir truk dan pengangkut logistik juga kerap berhenti lama untuk menunggu kendaraan lain melewati titik rawan karena satu kesalahan kecil saja bisa membuat kendaraan terperosok.

Keluhan masyarakat juga ramai beredar di media sosial.

Syarifatul mengakui kondisi di lapangan memang sudah sangat memprihatinkan.

"Keadaannya memang parah. Tidak bisa lagi ditunda," tuturnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, panjang jalan yang mengalami kerusakan berat mencapai 140,4 kilometer, ditambah sekitar 21,08 kilometer ruas dengan kerusakan ringan.

Kerusakan ini tidak hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga memperlambat arus perdagangan dan logistik ke Berau.

Ruas ini merupakan jalur vital yang menampung arus distribusi hasil perkebunan, pertanian, hingga komoditas tambang dari kawasan selatan Berau.

Walaupun jalan tersebut berada di bawah otoritas Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN), Syarifatul mengatakan, Komisi III DPRD Kaltim tidak tinggal diam.

Ia bersama timnya melakukan pengecekan langsung ke lapangan, mendokumentasikan kerusakan, hingga menyampaikan laporan visual kepada gubernur dan BPJN.

"Kami sudah turun, ambil video, kirim ke Pak Gubernur dan ke Balai Jalan. Komisi III juga sudah mendatangi BPJN untuk memperjuangkan anggaran penanganan lebih besar," katanya.

Menurut Syarifatul, persoalan ini bukan hanya urusan warga Kelay atau Berau semata, melainkan persoalan strategis yang berdampak pada dua kabupaten sekaligus.

Perjuangan DPRD, Pemprov, serta desakan masyarakat akhirnya berbuah hasil.

Syarifatul memastikan pemerintah pusat telah melelang proyek penanganan jalan tersebut dengan nilai sekitar Rp 220 miliar.

"Alhamdulillah, anggarannya sudah dilelang. Itu berarti sebentar lagi masuk tahap kontrak dan segera dikerjakan,"ucapnya.

Anggaran tersebut diperuntukkan bagi beberapa titik kerusakan di Kutai Timur dan untuk penanganan prioritas pada ruas poros Kelay-Labanan.

Syarifatul menekankan bahwa perbaikan jalan ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi penyelamatan jalur yang selama ini menjadi urat nadi masyarakat Berau.

"Itu jalur utama perdagangan dan transportasi dari Berau ke Samarinda. Banyak sektor ekonomi bergantung pada jalan ini. Jadi revitalisasi adalah kebutuhan mendesak," ujarnya. (ADV DPRD KALTIM)



Pasang Iklan
Top