
Klinik WPM Dispora Kukar.(Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat komitmennya dalam mendorong lahirnya generasi muda mandiri dan berdaya saing di bidang wirausaha. Melalui Klinik Wira Usaha Pemuda Mandiri (WPM), Dispora membuka ruang pembinaan bagi para pelaku usaha muda, termasuk mereka yang tengah menekuni industri kopi yang kini berkembang pesat di Kukar.
Kepala Bidang Kepemudaan Dispora Kukar, Derry Wardana, mengatakan bahwa Klinik WPM bukan sekadar wadah pelatihan, tetapi menjadi jembatan bagi pemuda untuk membangun jejaring, mengasah kemampuan bisnis, hingga mendapatkan dukungan sarana yang sesuai kebutuhan.
"Kami ingin para pemuda pelaku usaha di Kukar, termasuk yang bergerak di bidang kopi, tidak berjalan sendiri. Klinik WPM hadir sebagai tempat mereka belajar, berdiskusi, dan mengembangkan usaha dengan pendampingan yang terarah," jelas Derry.
Melalui program ini, setiap peserta wajib mengikuti proses identifikasi kebutuhan usaha. Pendekatan tersebut memungkinkan Dispora Kukar untuk memberikan bantuan yang tepat sasaran. Misalnya, pelaku usaha kopi yang memerlukan alat roasting atau mesin espresso akan mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kapasitas dan skala produksinya.
"Tidak semua pelaku usaha membutuhkan hal yang sama. Kami berdiskusi langsung dengan mereka untuk memahami kebutuhannya secara spesifik," ungkap Derry.
Selain sektor kopi, Klinik WPM juga membina berbagai bidang usaha kreatif lain, mulai dari kuliner, fesyen, hingga produk lokal berbasis kerajinan tangan. Setiap pelaku usaha didorong untuk memiliki rencana bisnis yang jelas agar mampu bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin dinamis.
"Pendekatan kami berbasis kebutuhan. Tujuannya agar bantuan yang diberikan benar-benar memberi manfaat dan meningkatkan kapasitas usaha peserta," tambahnya.
Program Klinik WPM juga menjadi bagian dari strategi besar Dispora Kukar dalam membangun ekosistem wirausaha muda yang kolaboratif dan berkelanjutan. Dengan pendampingan jangka panjang, para peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga dipantau perkembangan usahanya hingga dua tahun.
"Kami ingin memastikan bahwa setelah keluar dari Klinik WPM, mereka sudah siap bersaing dan mandiri. Bukan hanya menerima bantuan, tapi tumbuh menjadi pelaku usaha yang tangguh," tegas Derry.
Dispora Kukar berharap, melalui Klinik WPM, semakin banyak anak muda Kukar yang berani mengembangkan ide bisnisnya dan menjadikan sektor ekonomi kreatif termasuk industri kopi lokal sebagai motor penggerak ekonomi daerah menuju Kukar yang inovatif dan berdaya saing. (adv/dri)