
Hasil Panen Jagung di Tenggarong.(Kelompok Tani Saka Makmur)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Ketua Kelompok Tani Saka Makmur, Lakir Prawoto, mengungkapkan adanya penurunan signifikan pada luas lahan pertanian jagung di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Penurunan ini terjadi hampir di seluruh kecamatan, termasuk di Kecamatan Tenggarong.
Menurut Lakir, faktor utama yang menyebabkan berkurangnya luas lahan jagung adalah minimnya regenerasi petani. Banyak petani berusia lanjut tidak lagi aktif, sementara anak-anak mereka enggan meneruskan usaha di sektor pertanian. Selain itu, sebagian lahan juga beralih fungsi menjadi area tambang atau penggunaan lain di luar sektor pertanian.
"Penurunan lahan jagung di Kukar sangat terasa. Penyebab utamanya karena tidak ada regenerasi petani. Banyak yang sudah berumur di atas 60 tahun tidak lagi bisa aktif, sementara anaknya tidak mau melanjutkan. Ada juga yang lahannya beralih fungsi, bahkan ada yang kena tambang," ungkap Lakir, belum lama ini.
Ia menyebutkan, di wilayah Kecamatan Tenggarong saat ini hanya tersisa beberapa titik lahan aktif, seperti di Kelurahan Loa Ipuh Darat dan Loa Ipuh. Produksi jagung pun mengalami penurunan drastis.
"Biasanya sekali panen bisa mencapai 50 ton per bulan, sekarang 10 ton saja sudah berat. Produksinya turun jauh," jelasnya.
Lakir menambahkan, kondisi tersebut berdampak langsung terhadap pasokan jagung di pasaran. Saat ini suplai ke kandang ayam maupun ke toko-toko ritel mengalami hambatan karena ketersediaan jagung yang sangat terbatas.
"Pemasaran sebenarnya tidak ada masalah, tapi karena jagungnya yang tidak ada, kami kekurangan stok. Harga jagung di tingkat petani sekarang sudah mencapai Rp7.000 per kilogram karena langka di pasaran," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah menyalurkan berbagai bantuan seperti benih, pupuk, pestisida, dan alat pertanian untuk mendukung para petani jagung. Luas lahan yang mendapatkan dukungan sarana dan prasarana pertanian pada tahun sebelumnya mencapai sekitar 500 hektare, tersebar di sejumlah wilayah seperti Muara Wis, Muara Kaman, Tenggarong, Sebulu, dan Loa Janan.
Lakir berharap perhatian pemerintah terhadap komoditas jagung terus ditingkatkan, mengingat jagung merupakan salah satu penopang penting ketahanan pangan dan stabilitas harga pangan di daerah.
"Jagung jangan sampai mati. Ketahanan pangan itu bukan hanya padi, tapi juga jagung. Komoditas ini punya pengaruh besar terhadap laju inflasi. Kami berharap ada upaya untuk menghidupkan kembali budidaya jagung dan menambah luas tanam," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Muhammad Taufik, mengatakan pemerintah daerah terus memberikan dukungan kepada para petani agar lahan pertanian tetap produktif.
"Pemerintah berupaya maksimal memberikan dukungan, baik berupa bantuan sarana produksi pertanian maupun pendampingan, agar petani bisa terus meningkatkan hasil tanamnya," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah juga mendorong inovasi dan kolaborasi antarkelompok tani untuk memperkuat ketahanan pangan daerah serta menjaga keseimbangan produksi antara padi dan jagung di Kutai Kartanegara. (dri)