
Bupati Kukar Aulia Rahman Basri.(Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Tanaman kratom di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi salah satu produk yang berpotensi untuk diekspor ke luar negeri.
Maka itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar mengambil langkah dengan membangun pabrik pengolahan produk dari tanaman tersebut di Kecamatan Kota Bangun.
Hal ini sejalan dengan pengembangan industri nonekstraktif untuk peningkatan sumber perekonomian.
Kratom merupakan tanaman endemik Asia Tenggara yang sejak lama daunnya dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat sebagai tumbuhan herbal dan memiliki nilai ekonomi yang cukup besar.
"Kalau kratom ini kita sekarang sudah membentuk kelompok kerjanya, kita melibatkan semua komponen, yaitu dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kukar, terus kedua dari pihak akademisi, kita bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Unmul (Universitas Mulawarman), juga pihak swasta dan masyarakat. Ada beberapa pihak swasta juga masuk ke dalam tim yang kita susun," kata Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, Kamis (23/10/2025).
Dan, tahapnya sampai dengan saat ini adalah teman-teman sudah memfinalkan tim yang dimaksud, selanjutnya pemerintah akan melakukan feasibility study (studi kelayakan).
Setelah feasibility study, ada rencana langsung bergerak di lapangan.
"Jadi kita akan membangun pabrik, sekarang ini pabrik sudah ada di Tenggarong Seberang. Mereka sudah membentuk ekstrak, tapi kapasitasnya terbatas. Dan kami juga berkomitmen pengembangan kratom ke depan itu dengan juga melibatkan teman-teman yang sudah bekerja di Tenggarong Seberang," ucapnya.
Sekadar diketahui, ekspor kratom yang diumumkan Kemendag, yang dikirim ke India senilai Rp. 17 miliar, sebagian besar dari Tenggarong Seberang produknya.
Kenapa diekspor lewat Jakarta, karena Kukar di sini belum punya fasilitas yang mumpuni untuk ekspor, misalnya X-ray belum punya.
Sehingga mereka harus melewatkan itu di Jakarta sebagai bentuk quality control sebelum itu dikirim ke India.
"Ya kalau kita begini terus, nanti seperti susu beruang, yang punya sapi, yang mendapat nama beruang. Nah kalau kita tidak bekerja untuk kratom ini, nanti seperti ini lagi. Yang kita di sini memproduksi, yang dapat nama ekspor nanti dari Jakarta," tuturnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Unmul, Prof Rudianto Amirta mengatakan, potensi pengembangan kratom melalui Sentra Produksi Koperasi Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang dan PT Dj Botanical Indonesia sebagai partner, sudah melakukan kemitraan dalam ekspor.
"Bahan didapat dari petani kratom di Kecamatan Kota Bangun. Dan kami sudah lakukan kunjungan lapangan di daerah Muhuran, Sebelimbingan, Genting Tanah pada tahun 2023, terkait dengan hilirisasinya dilakukan dengan PT Dj Botanical," ucapnya. (dri)