
Pembangunan Jembatan Tenggarong.(Achmad Rizki/KutaiRaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Progres pembangunan jembatan Tenggarong telah mencapai sekitar 50 persen.
Pembangunan jembatan ini ditargetkan rampung akhir 2025 ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Kutai Kartanegara (Kukar), Wiyono melalui Kepala Bidang Bina Marga, Linda Juniarti mengatakan, pembangunan jembatan Tenggarong masuk tahapan merakit pilar di Sungai Mahakam.
Setelah pemasangan pilar, pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan grider atau gelagar.
"Dalam waktu dekat ini grider itu akan dipasang," kata Linda kepada Kutairaya belum lama ini.
Pihaknya menegaskan, sesuai dengan kontrak kerja bahwa pekerjaan pembangunan jembatan Tenggarong ini harus tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis.
Pembangunan jembatan Tenggarong ini dirancang dengan lebar 14 meter dan panjang sekitar 30 meter.
Selain itu, pembangunan jembatan ini juga akan dibarengi dengan penataan kawasan tepian sungai yang selama ini terlihat kumuh.
"Kami minta mereka harus melakukan percepatan pembangunan jembatan itu, dengan memperhatikan mutu bangunan," ucapnya.
Selama pembangunan jembatan tersebut, ia terus melakukan pengawasan.
Pengawasan ini merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi Dinas PU.
Pembangunan tersebut akan dilakukan secara simultan untuk menghindari proyek yang mandek dan berpotensi mangkrak.
Dengan perencanaan yang matang, dia berharap semua elemen bisa selesai dalam waktu yang bersamaan dan memberikan manfaat maksimal.
Menurutnya, keberadaan jembatan baru ini nantinya akan mengurangi ketergantungan terhadap Jembatan Mangkuraja yang jalurnya sempit dan sering menjadi titik kemacetan, terutama saat kendaraan dari arah sekitarnya menumpuk.
"Jembatan ini sangat dibutuhkan karena dapat mengurai kemacetan terlebih pada saat hujan dan mengantar anak sekolah. Karena jembatan itu menghubungkan area pusat pendidikan," ujarnya.
Pihaknya juga melakukan penyesuaian dengan kondisi keuangan yang tersedia.
Salah satunya, penggunaan grider yang semula direncanakan sebanyak 30 unit dipangkas menjadi 20 unit.
Dan sisa dana dialokasikan untuk menyelesaikan bagian proyek lain yang belum tertangani.
"Arahan dari Inspektorat juga kami ikuti. Penyesuaian dilakukan agar dana yang tersedia bisa tetap menjadikan jembatan ini fungsional," ucapnya.
Ia mengemukakan, ketika jembatan baru Tenggarong ini sudah rampung, maka jembatan yang lama akan digunakan hanya untuk pejalan kaki dan sepeda.
"Kami meminta kepada seluruh masyarakat untuk dapat merawat jembatan baru maupun lama, agar aset tersebut bisa dimanfaatkan lebih lama oleh masyarakat," tuturnya.
Dian Setianingrum, seorang warga Tenggarong, menyambut baik pembangunan jembatan tersebut.
Karena jembatan itu dinilai sangat memudahkan akses mobilisasi masyarakat, terlebih saat antar-jemput anak sekolah.
"Terima kasih pemerintah daerah, yang telah memberikan solusi dan bisa mengurai kemacetan di Tenggarong. Kami berharap jembatan itu bisa segera rampung," kata Dian. (adv/ary)