Proses panen TBS dari petani Vicko Alfandino di Kecamatan Muara Kombeng, Kab. Kutau Timur. Sabtu (27/09/2025). (Foto:Abi/KutaiRaya)
SAMARINDA, (KutaiRaya.com) : Performa sektor perkebunan kelapa sawit menunjukkan hasil positif, yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kelapa sawit berhasil tembus lebih tinggi, dengan tingkatkan 2,81% pertumbuhan dari 5,85% hasil capaian sebelumnya, Sabtu (27/09/2025).
Berdasarkan data yang di berikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Kalimantan Timur, kelapa sawit pada kuartal ke-II tahun 2025 menunjukkan peningkatan hingga 8,66% secara years on years (yoy) atau tahunan. Jika di bandingkan dengan sebelumnya, kelapa sawit berada di angka 5,85%, terdapat selisih yang cukup baik dalam proses peningkatannya.
Kepala KPBI Kaltim, Budi Widihartanto menyebutkan, bahwa peningkatan lapangan usha (LU) ini sesuai dengan proses perhitungan panen tanda buah segar (TBS). Sebelumnya, diprediksi bahwa peningjatan mutu kuantitas panen TBS akan mencapai volume lebih ti ghi dari periode sebelumnya.
"Ini menjadi sebuah noted bagi kita, bahwa ada sektor yang terus bertumbuh dan melampaui periode sebelumnya. Ini menjadi babak baru dari ekonomi kita ke depan," ucap Budi.
Disisi lain, proses perawatan yang baik, serta penambahan lahan konsesi kelapa sawit, menciptakan siklus produktivitas yang lebih energik. menurutnya, salah satu faktornya adalah proses pemupukan yang optimal.
"NTP (Nilai Tukar Petani) di sektor perkebunan juga meningkat di banding kuartal ke-2 tahun lalu ya. Sehingga ada proses akselerasi yang berdampingan antara peningkatan indeks yang diterima, " lanjutnya.
Salah satu bentuk dari peningkatan itu, ialah harga TBS yang mencapai posisi tertinggi di kuartal ke-II tahun 2025.
Diwaktu yang berbeda, beberapa petani kelapa sawit justru mengungkapkan harga pupuk sawit yang cukup tinggi.
Vicko alfandino, selaku petani sawit di Kecamatan Muara Kombeng, Kab. Kutai Timur mengatakan, kendala yang paling besar adalah harga pupuk kelapa sawit.
"Kalau kendala seperti hama dan lain-lain itu masih, tapi kalau pupuk itu yang berat, karena lumayan harga pupuk," ucap Dino saat di wawancarai via telpon.
Drinya pun berharap, agar ada solusi terhadap tingginya harga pupuk kelapa sawit. Sehingga, akan mampu membantu para petani sawit untuk bisa mengoptimalkan hasil panen.
"Ya mudah-mudahan ada solusinya, entah ada subsidi atau bagaimana, karena Khan juga gak hanya 1 atau 2 hektar, tapi bisa lebih, karena kan sawit ini juga perlu di tata proses tajamnya itu, jadi butuh pupuk banyak," tandasnya. (*Abi)