• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Disdikbud Kutai Kartanegara



Beseprah merupakan tradisi dari leluhur yang tetap terjaga dan menjadi agenda dalam rangkaian kegiatan Erau tahun ini.(Foto:Ahmad)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Rangkaian Erau Adat Kutai tahun ini kembali menghadirkan tradisi Beseprah.

Prosesi makan bersama duduk bersila itu dipimpin langsung oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura bersama pemerintah daerah di jalan utama Musium Mulawarman Tenggarong pada Kamis (25/9/2025).

Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin, melalui Pangeran Noto Negoro, Heriansyah mengapresiasi seluruh pihak yang berperan dalam kelancaran rangkaian Erau, khususnya kegiatan Beseprah."Alhamdulillah pada hari ini rangkaian dari Erau Adat Kutai tahun 2025, Beseprah, dapat kita laksanakan,"ucapnya.

Ia menjelaskan, beseprah bukan sekadar jamuan makan bersama, melainkan sarat makna filosofis dan simbolik. Duduk bersila berjejer tanpa sekat status sosial, kata dia, mencerminkan nilai kesederajatan antar sesama.

"Beseprah ini melambangkan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Tradisi ini menjadi sarana menjalin persaudaraan, mempererat silaturahmi, sekaligus mengingatkan pesan moral bahwa seorang pemimpin harus dekat dan membaur dengan rakyatnya," jelas Heri.

Dia menyebut bahwa kolaborasi antara Kesultanan Kutai Kartanegara dengan pemerintah sangat penting agar tradisi luhur ini tetap terjaga dan lestari.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Disdikbud Kukar, berperan besar dalam keberlangsungan pelaksanaan budaya yang telah berakar dalam kehidupan masyarakat Kutai.

"Kesultanan bersama pemerintah terus menjaga tradisi turun-temurun ini. Kolaborasi dengan perangkat daerah pengampu, terutama dukungan anggaran melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta OPD lainnya, sangat diperlukan agar pelestarian adat dan budaya tetap terjaga,"sebutnya.

Heri juga mengingatkan pentingnya menjaga kondusivitas daerah selama rangkaian Erau berlangsung.

Terlebih, momentum ini bertepatan dengan dua peristiwa penting, yakni 243 tahun berdirinya Kota Tenggarong serta peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang juga beriringan dengan hari wafatnya Rasulullah.

"243 tahun bukanlah usia muda. Itu perjalanan panjang penuh pengorbanan jiwa, harta, serta tetesan air mata. Kita wajib menjaga kondusivitas agar pembangunan dan cita-cita mulia dalam Kukar Idaman Terbaik bisa terwujud, sehingga masyarakat Kutai Kartanegara semakin sejahtera dan berbahagia," tutur dia.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk terus bersyukur serta menyerahkan segala ikhtiar pembangunan serta pelestarian tradisi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa."Saya yakin dan percaya tidak ada satu daun pun yang jatuh secara kebetulan tanpa seizin Allah. Begitu juga langkah ikhtiar kita, semua kembali kepada-Nya,"turup Heri.

Sementara itu, Plt. Sekretaris Disdikbud Kukar Pujianto memuji antusias masyarakat yang hadir di acara tradisi Beseprah."Jadi dengan kehadiran warga yang antusias sekali untuk mengikuti acara ini, ini hal yang sangat luar biasa bagi kita,"ujarnya.

Ia berharap tradisi Beseprah ini menjadi salah satu penanda lancarnya kegiatan Erau Adat Kutai tahun 2025.

"Kemudian juga tujuannya adalah sebagai ajang penampilan budaya Kutai Kartanegara dan yang paling utama adalah kalau untuk hari ini adalah saya kira sukses untuk acara hari ini," tutupnya. (adv)



Pasang Iklan
Top