• Kamis, 25 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara



Kepala Dinas PU, Wiyono.(Foto:Indri)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Wiyono, menegaskan bahwa peningkatan produktivitas pertanian tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan lahan, tetapi juga kemampuan dalam memanfaatkan teknologi serta mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Wiyono dalam sambutannya pada kegiatan bimbingan teknis (bimtek) penguatan kapasitas P3A di Tenggarong, Rabu (24/9/2025).

Menurutnya, perkembangan teknologi pertanian saat ini sudah masuk pada tahap yang lebih modern. Salah satunya adalah penggunaan drone untuk kegiatan menyemai, menanam, hingga menyiram tanaman. Teknologi ini dinilai dapat membantu petani meningkatkan efisiensi kerja sekaligus menjaga produktivitas.

"Sekarang menyiram dan menyemai sudah bisa menggunakan drone. Harapan kita, pemanfaatan teknologi ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian yang saat ini rata-rata masih sekitar 4 ton per hektare. Kalau air bisa kita kelola dengan baik, tentu hasilnya bisa jauh lebih maksimal," ujar Wiyono.

Ia menegaskan bahwa Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki posisi penting sebagai lumbung pangan Kalimantan Timur. Bahkan, menurut data terakhir, sekitar 40 persen pasokan beras Kaltim berasal dari Kukar. Karena itu, Wiyono menekankan perlunya kolaborasi erat antara berbagai pihak, mulai dari Dinas Pertanian, Dinas PU, Balai Wilayah Sungai (BWS), hingga PUPR Provinsi.

"Kolaborasi ini sangat penting. Kita harus fokus pada titik-titik strategis untuk meningkatkan indeks pertanaman, bahkan bisa mencapai IP tiga kali tanam dalam setahun. Kalau ini bisa kita lakukan, maka Kukar akan semakin kokoh dalam menopang ketahanan pangan daerah dan nasional," tegasnya.

Selain soal teknologi dan infrastruktur irigasi, Wiyono juga menyinggung persoalan kesejahteraan petani yang diukur melalui Nilai Tukar Petani (NTP). Menurutnya, meski saat ini NTP Kukar sudah mencapai angka 101, kondisi itu belum sepenuhnya mencerminkan peningkatan kesejahteraan.

"Kalau NTP masih di angka 101, artinya petani kita baru mampu memenuhi kebutuhan dasar. Belum ada ruang lebih untuk saving atau menabung. Ini masih jadi tantangan bersama, bagaimana agar petani benar-benar sejahtera," ungkapnya.

Ia juga mengingatkan agar program-program yang digulirkan tidak berhenti pada rutinitas semata, melainkan harus disertai evaluasi berkelanjutan. Sebab, sebaik apapun kualitas sumber daya manusia di P3A, tetap akan menghadapi kendala jika infrastruktur irigasi tidak memadai.

"P3A ini tugasnya mengelola air. Kalau airnya tidak ada, tentu mereka akan kesulitan. Jadi selain pelatihan, kita perlu menyiapkan infrastruktur yang andal agar produktivitas dan kesejahteraan petani ikut meningkat," tambahnya.

Meski kondisi anggaran ke depan diakui cukup terbatas, Wiyono berharap hal itu tidak mengurangi semangat seluruh pemangku kepentingan untuk tetap produktif dan inovatif.

"Anggaran memang terbatas, tapi semangat kita jangan ikut terbatas. Mari tetap berkolaborasi untuk membangun pertanian Kukar yang lebih maju," tutupnya.

Melalui isu-isu yang disampaikan tersebut, Wiyono menegaskan kembali bahwa teknologi modern, pengelolaan air, kolaborasi lintas sektor, dan peningkatan kesejahteraan petani adalah kunci utama dalam menjaga posisi Kukar sebagai penopang ketahanan pangan di Kalimantan Timur sekaligus mendukung program swasembada pangan nasional. (ary/adv)



Pasang Iklan
Top