• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Disdikbud Kutai Kartanegara



Pertunjukan Remaung Kutai Berjaya.(Foto: Achmad Nizar/Kutairaya)


TENGGARONG, (Kutairaya.com) : Sebelum masuk ke acara pokok pada Pembukaan Erau Adat Kutai 2025, Kirab Budaya menjadi pertunjukan pertama untuk menyapa para tamu undangan serta masyarakat yang hadir di kegiatan Erau adat Kutai 2025, di Stadion Rondong Demang Tenggarong, Minggu (21/9/2025).

Kirab Budaya sendiri melibatkan seluruh Kecamatan, beberapa Desa serta lembaga adat di Kukar untuk menampilkan ciri khasnya.

Salah satu kelompok budaya yang menarik perhatian masyarakat adalah Remaung Kutai Berjaya, yang tampil dengan penuh semangat sebagai penjaga adat Kutai.

Ketua Remaung Kutai Berjaya, Maulid Naini menjelaskan, keikutsertaan mereka dalam kirab budaya kali ini merupakann bagian dari komitmen untuk menjaga dan melestarikan budaya Kutai.

"Kami dari Remaung Kutai Berjaya hadir untuk mengawal dan mempertahankan budaya serta adat masyarakat Kutai, kami juga mendukung penuh kegiatan Erau tahun ini karena ini bagian dari jati diri kami sebagai orang Kutai," jelas Maulid.

Dalam penampilannya, Remaung Kutai Berjaya menampilkan simbol-simbol budaya khas Kutai, seperti adegan tes kemampuan dengan senjata tajam.

"Yang kami tampilkan tadi adalah bagian dari budaya kami, bukan untuk menyombongkan diri, tapi inilah adat kami, ini bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur," tambahnya.

Lebih lanjut ia berharap, dengan adanya Erau ini, seluruh rakyat Kutai yang ada di tanah Kutai bisa ikut meramaikan, menghormati, dan melestarikan budaya sendiri.

Selain itu, terdapat Desa yang berada di Kecamatan Kota Bangun yang menampilkan ciri khasnya yaitu Desa Liang ulu.

Plt Camat Kota Bangun, Abdul Karim mengatakan, Desa Liang Ulu membawa simbol budaya berupa lukah, alat perangkap ikan tradisional yang terbuat dari bambu dan masih digunakan oleh para nelayan di daerah tersebut.

"Lukah adalah simbol kearifan kami, bukan hanya sebagai alat tangkap ikan, tapi juga melambangkan kehidupan masyarakat Desa Liang Ulu yang kondusif, aman dan harmonis," ujarnya.

Tak hanya itu, mereka juga memamerkan berbagai hasil produk dari daerah tersebut seperti, madu kelulut, kopi walet, produk khas dari wisata Danau Tanjung Serai dan roti gembong khas Kota Bangun.

Ia menyampaikan apresiasinya, terhadap pelaksanaan Erau tahun ini, dan berharap agar kegiatan ini terus dilestarikan dan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang.

"Harapan saya, kegiatan Erau seperti ini terus menjadi tempat pelestarian adat dan budaya kita, kalau bisa kedepannya semakin meningkat," tutupnya. (*zar/adv)



Pasang Iklan
Top