
Dr. Aulia Rahman Basrie, Bupati Kukar.(Foto:Devi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) hari ini resmi melantik Kelompok Kerja (Pokja) Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai mitra strategis Bunda PAUD dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pendidikan anak usia dini.
Pelantikan ini disambut baik Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri di Pendopo Odah Etam Tenggarong.
Ia menyampaikan pentingnya kehadiran Pokja sebagai katalisator antara orang tua, sekolah dan pemerintah dalam menghadirkan pendidikan anak usia dini yang berkualitas dan berkarakter.
“Hari ini kita melantik Pokja Bunda PAUD, yang bertugas membantu Bunda PAUD dalam melaksanakan fungsi evaluasi, koordinasi, supervisi, dan advokasi terhadap program PAUD yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara,” ujar Aulia kepada KutaiRaya.com, Senin (15/9/2025).
Menurutnya, keberadaan Pokja ini diharapkan mampu merumuskan arah pendidikan usia dini yang tepat, bekerja sama dengan dinas dan instansi terkait.
Hal ini semakin diperkuat dengan adanya penandatanganan perjanjian kerja sama antara Bunda PAUD dan sejumlah instansi.
“Dengan terjalinnya kerja sama ini, diharapkan tugas-tugas Bunda PAUD akan semakin mudah, terutama dalam hal koordinasi lintas sektor,” tambah Aulia.
Aulia juga menekankan pentingnya pembangunan karakter sejak usia dini.
Ia mengkritisi kebiasaan yang sering dilakukan orangtua dalam mengalihkan perhatian anak tanpa pengawasan.
“Kita sering gagap dalam mendidik anak. Contohnya, agar anak tidak menangis, kita berikan handphone tanpa tahu apa yang ditontonnya. Ini kebiasaan yang perlu diluruskan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Aulia menyoroti data yang menunjukkan sekitar 20 persen anak di Indonesia mengalami kondisi fatherless atau kehilangan sosok ayah secara emosional.
Ia mengatakan, meskipun data motherless belum tersedia, fenomena ini menandakan kurangnya pendampingan emosional dari orangtua.
“Kadang kita terlalu fokus pada nilai akademik anak, tanpa pernah bertanya apakah ia membantu temannya hari ini, apakah ia bisa mengantre dengan tertib di kantin. Pendidikan karakter seperti ini yang justru penting,” ujarnya.
Ia menjelaskan pendidikan anak usia dini memerlukan keterlibatan tiga komponen utama, yakni orang tua, sekolah dan peran katalisator yang kini diemban oleh Bunda PAUD beserta Pokjanya.
“Usia 1–3 tahun adalah masa krusial untuk membangun kecerdasan emosional dan motorik anak melalui ikatan yang kuat dengan orangtua. Di atas usia 4 tahun, barulah kita bisa berbicara tentang kecerdasan intelektual,” jelas Aulia.
Ia berharap agar model pendidikan PAUD di Kukar mampu mencerminkan karakter lokal yang kaya akan adat dan budaya.
“Kita ingin memiliki model pendidikan PAUD yang mencerminkan identitas Kukar. Anak-anak kita harus tumbuh dengan karakter dan kekuatan emosional yang ditanamkan sejak dini,” ucapnya. (*dev)