Proses evakuasi korban tenggelam Mustofa (27) di Ex lubang tambang Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. Senin (15/09/2025).(Dok.FKPM Tanah Merah/KutaiRaya)
SAMARINDA, (KutaiRaya.com) : Tiga pemuda berenang di ex lubang tambang di Jalur 1 belakang kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Tanah Merah, Jalan Merapi, RT13, Gang Ternak, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara. BNN), pada Jumat (12/09/2025) lalu. Namun salah seorang bernama Mustofa tak tertolong.
Kembali terulang, korban meninggal akibat lubang tambang kembali bertambah. Pemuda asal Tanah Merah meninggal dunia akibat berenang di kolam ex lubang tambang. Aktivitas renang itu, menjadi kegiatan terakhirnya sebelum menutup mata selamanya.
Berdasarkan video yang beredar, terdapat tiga orang yang sedang berenang dan direkam oleh satu orang lainnya. Salah satu berpose ke kamera sambil berenang berada di dekat tepi kolam. Namun, dua teman lainnya berenang menuju speedboat di tengah kolam bekas lubang tambang.
Korban yang meninggal dunia (MD) ialah salah satu dari dua orang yang berenang menuju speedboat. Setelah 2 jam pencarian, Basarnas Samarinda bersama dengan Polsek Sungai Pinang bersama dan FKPM Kelurahan Tanah Merah berhasil mengevakuasi korban.
Diketahui, korban Mustofa (27) laki-laki merupakan warga Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda
Sebelumnya, sudah terdapat 51 korban akibat lubang tambang. Jika ditambah dengan satu korban baru pada Jumat sore kemarin, maka total korban lubang tambang bertambah menjadi 52 korban.
Menurut keterangan Kapolsek Sungai Pinang, AKP Aksarudin Adam, korban sedang bermain speedboat remote control dan salah satu speedboat mengalami mesin mati.
“Karena mesin speedboatnya itu mati, korban bersama rekannya pergi mengambil dengan berenang. Namun, diduga korban mengalami kelelahan dan nafasnya habis sehingga tenggelam,” ungkap Kapolsek Sungai Pinang. Minggu (14/09/2025).
Sebelum melaporkan, teman korban sempat melakukan upaya penolongan dengan melemparkan jerigen kosong. Karena diduga kelelahan, korban tidak mampu menggenggam jerigen dan tenggelam. (*Abi)