Penampilan Gubang Art Community.(Dok Gubang Art Community)
TENGGARONG, (Kutairaya.com): Gubang Art Community, sebuah komunitas seni yang terus menjaga tradisi Kutai yang telah berdiri selama 25 tahun di Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Berawal dari kegelisahan terhadap tradisi yang terpinggirkan, Gubang lahir sebagai ruang untuk melestarikan, mengembangkan dan mengkreasikan seni budaya lokal, khususnya tari tradisional Kutai dan Dayak.
"Awalnya, pendiri kami merasa khawatir kalau tradisi ini bakal hilang, waktu itu tahun 2000, kebanyakan yang populer ya tari modern, dance kontemporer, sedangkan tarian daerah mulai dilupakan," ujar Randa Arsajaya selaku Daily Manager Gubang Art Community pada Kutairaya.com, Jumat (12/9/2025).
Dari hanya membuka jasa pengajaran tari, kini Gubang berkembang menjadi Yayasan resmi yang terdaftar di Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar dan memiliki akta notaris.
"Gubang art Comunity aktif diberbagai bidang seni, mulai dari tari tradisional, tari kontemporer dan musik," ucapnya.
Namun, fokus Gubang Art Comunity saat ini adalah tari Jepen dan Dayak dua jenis tari khas Kutai Kartanegara. Walaupun begitu mereka tidak menutup diri terhadap perkembangan zaman, mereka justru percaya bahwa tradisi bisa dikreasikan tanpa kehilangan pakem atau nilai dasarnya.
"Kita tetap menjaga akar geraknya, tapi kita kemas dengan cara yang lebih kekinian, agar anak-anak muda juga tertarik," katanya.
Gubang Art Comunity sendiri sudah banyak tampil-tampil di berbagai daerah untuk menunjukkan kesenian Kukar, seperti tahun ini mereka sudah tampil di Jakarta, Makassar, Yogyakarta dan Malang.
"Kita pernah tampil dalam perayaan HUT Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang mewakili Kalimantan Timur, kemudian Festival Eroh Begenjoh yang digagas anak muda Kukar di Malang, " tuturnya.
Selama 25 tahun berjalan, tentu tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah belum adanya tempat tetap untuk latihan dan kegiatan, selain itu, regenerasi anggota juga menjadi tantangan tersendiri.
"Kebanyakan anak-anak setelah lulus SMA pindah kuliah ke luar kota, jadi setiap tahun kami harus mulai lagi dari awal untuk mengajarkan kesenian kepada generasi baru," tuturnya.
Saat ini, Gubang Art Comunity sudah memiliki sekitar 20 anggota inti dari kalangann mahasiswa.
"Kita juga ada Gubang Kids Comunity, jadi itu merupakan kelompok tari dari usia dini yang kini ada 15 anak-anak yang sudah gabung," lanjutnya.
Gubang Art Community memiliki mimpi besar untuk menjadi Gubang Dance Company, sebuah seni yang dikelola secara profesional sebagai usaha kecil dibidang seni pertunjukan.
"Saat ini kami juga sedang proses untuk punya tempat sendiri, dan dalam waktu dekat akan menggelar pagelaran tari dalam rangka ulang tahun Gubang yang ke 25, pada bulan November nanti," demikian ucap Randa Arsajaya. (*zar)