
Kelurahan Timbau bersama Tim Tanoto Foundation.(Foto:Devi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Pemerintah Kelurahan Timbau menunjukkan komitmennya dalam upaya penanganan stunting dengan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pendataan yang akan dilakukan TANOTO Foundation. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara perwakilan TANOTO Foundation dan Lurah Timbau Marten Hedy Yudha Murhans, Jumat (12/9/2025).
Pendataan ini akan berfokus pada survei terhadap ibu hamil dan ibu dengan anak usia maksimal dua tahun.
“Di Kelurahan Timbau sendiri, survei akan melibatkan total 50 responden, terdiri dari 25 ibu hamil dan 25 ibu dengan anak balita usia di bawah dua tahun,” ucap Marten.
Timbau merupakan satu dari empat kelurahan di Kecamatan Tenggarong yang menjadi lokasi survei. Tiga wilayah lainnya adalah Kelurahan Loa Duri Ilir, Jembayan, dan Bukit Pariaman.
Dalam pelaksanaannya, TANOTO Foundation menggandeng PT Myriad Research sebagai mitra pelaksana survei di lapangan. Pemerintah Kelurahan Timbau turut memfasilitasi kegiatan ini dengan mempertemukan tim survei bersama Ketua Kader Posyandu.
Marten mengatakan saat ini terdapat 12 posyandu balita aktif di wilayah tersebut.
Meski belum ada rincian program spesifik yang disampaikan oleh pihak TANOTO Foundation, Kelurahan Timbau menyambut baik inisiatif ini.
Marten juga menyampaikan harapannya agar program ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap penurunan angka stunting di wilayahnya, mengingat reputasi TANOTO Foundation yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Program ini rencananya akan difokuskan pada perubahan perilaku masyarakat melalui pelatihan dan sosialisasi. Upaya ini juga diharapkan agar meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola hidup sehat dan lingkungan bersih dalam mencegah stunting pada anak-anak,” katanya.
Pihak kelurahan fokus pada pencegahan stunting sejak dini.
Pemerintah kelurahan menegaskan intervensi dini jauh lebih penting daripada pengobatan.
“Stunting yang sudah terjadi pada anak balita sulit untuk diperbaiki karena pertumbuhan anak sudah terhambat. Oleh karena itu, pencegahan menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Sejumlah program preventif telah dijalankan Kelurahan Timbau, yakni pemberian makanan bergizi menyasar balita yang terindikasi memiliki berat badan kurang atau tidak mengalami kenaikan berat badan yang normal.
Selain itu, kolaborasi dengan Puskesmas dan PKK melalui kegiatan posyandu rutin, berbagai intervensi kesehatan diberikan dengan dukungan dari tenaga medis dan para kader PKK.
Kemudian anggaran khusus dari dana Rukun Tetangga (RT) di Timbau diwajibkan mengalokasikan dana sebesar Rp 50 juta untuk program pemberian makanan bergizi bagi balita yang membutuhkan.
“Hingga saat ini, belum ditemukan kasus stunting pada siswa sekolah di wilayah Kelurahan Timbau. Data terkait status gizi anak diperoleh dari hasil penimbangan dan pengukuran rutin di posyandu yang kemudian dianalisis oleh pihak Puskesmas,” ujarnya.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Kelurahan Timbau serius dalam menjalankan strategi pencegahan stunting demi menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas. (*dev)