Lahan Pertanian di Kukar.(Andri Wahyudi/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com):Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki potensi pertanian yang menjanjikan, dengan hasil padi yang melimpah diharapkan dapat memenuhi pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN). Karena akan ada sekitar 4- 5 juta orang akan berpindah ke wilayah IKN dan sekitarnya. Ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Kukar sebagai wilayah penyangga IKN.
Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Kukar Ahyani Fadianur Diani menekankan komitmen pemerintah terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas sangat besar dan menjadi salah satu program prioritas utama dalam kebijakan pembangunan daerah.
Kebijakan tersebut merupakan salah satu strategi transformasi ekonomi Kabupaten Kukar dari ekonomi yang bergantung pada sumber daya alam yang tidak terbarukan khususnya dari sektor pertambangan minyak bumi, gas dan batubara ke ekonomi yang terbarukan (renewable resources) melalui pembangunan pertanian dalam arti luas, pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Beberapa strategi dan kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kukar dalam rangka pencapaian dan percepatan pembangunan pertanian dengan menetapkan kawasan pertanian berbasis komoditi padi sawah sebanyak 5 kawasan pertanian," ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Adapun 5 kawasan pertanian tersebut diantaranya Sebulu-Muara Kaman, Loa Kulu - Tenggarong, Tenggarong Seberang, Tenggarong Seberang 2 dan Marangkayu. Total luasan keseluruhan sawah pada 5 kawasan ini sekitar t 8.093,06 hektar.
Selain itu, pembangunan dan perbaikan infrastuktur pertanian utamanya sistem irigasi pertanian, jalan usaha tani. Untuk percepatan perbaikan infrastuktur pertanian ini, Pemkab Kutai Kartanegara telah melakukan kerjasama dengan TNI melalui Program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) dan Program Karya Bakti TNI.
"Dan tidak kalah pentingnya adalah moderenisasi pertanian melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan)," jelasnya.
Ahyani menyebut bahwa ada beberapa kendala utama dalam pengembangan padi sawah di Kabupaten Kukar seperti pengairan, jalan usaha tani, Alsintan, dan menurunya rumah tangga petani.
"Kami juga terus berupaya memperbaiki sistem pengairan yang baik, selain dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi, juga diharapkan dapat meningkatkan frekuensi tanam atau indeks pertanaman (IP) dalam 1 tahun. Jika selama ini sawah kita sebagian besar hanya dapat ditanam 2 kali setahun (IP 200), diharapkan dengan adanya perbaikan sistem pengairan/irigasi diharapkan dapat meningkat menjadi 3 kali setahun (IP 300),"katanya. (dri)