• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Disdikbud Kutai Kartanegara



Plt Sekretaris Diadikbud Kukar Pujianto.(Andri wahyudi/kutairaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Angka putus sekolah di Kukar masih tinggi kurang lebih 6.800 anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, sehingga mereka tidak melanjutkan pendidikan. Pemerintah Kabupaten Kukar melalui Disdikbud terus berupaya menekan angka putus sekolah ini, dengan cara melibatkan lintas OPD.

Plt Sekretaris Diadikbud Kukar Pujianto mengatakan, pihaknya terus berupaya berkolaborasi bersama pihak terkait baik Kemenag, lintas Sekolah, lintas OPD bagaimana menangani anak-anak yang terindikasi hilang datanya dari sekolah.

Mereka yang putus sekolah ini sebelumnya pernah sekolah dan datanya hilang dari dinas pendidikan. Apakah mereka keluar dari sekolah atau lulus dan tidak melanjutkan sekolah

"Makanya dari data itu kita langsung data pendataannya langsung ngambil dari data Dapodik. Di situ nanti ketahuan nih sekolah asalnya di mana, putusnya dari sekolah mana, kelas berapa," jelas Pujianto Senin (8/9/2025).

Adapun langkah yang dilakukan sekarang adalah verifikasi data. Kemudian langkah berikutnya adalah mereka yang diverifikasi akan dilakukan pendampingan dan edukasi. Diedukasi, betul, diajak untuk bisa mau bersekolah. Dan yang terakhir adalah didaftarkan ke sekolah. Yang bisa menjembatani ini adalah pendidikan non-formal tadi, paket A, paket B, paket C.

"Alhamdulillah di dua tahun terakhir ini peningkatan murid atau warga belajar di didikan paket A, B, C di kesetaraan itu naik signifikan banget. Sebelumnya itu dua tahun, tiga tahun sebelumnya itu paling jumlah muridnya itu sekitar 3.500. Dan sekarang sudah bisa mencapai 8.500an. Jadi naiknya itu signifikan banget di data-data kodik yang tercatat di kementerian," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kukar, Maman Setiawan, mengatakan bahwa fokus utama pembangunan daerah adalah pengembangan sumber daya manusia (human development). Menurutnya, kunci keberhasilan suatu daerah terletak pada kualitas manusianya.

"Kami telah melakukan kajian pada tahun 2024 terkait kesesuaian minat dan bakat siswa, dengan mengambil sampel dari pelajar SMP dan SMA. Kajian ini bertujuan untuk menekan angka putus sekolah, terutama bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi," ungkapnya.

Maman mengungkapkan, pihaknya sempat mempertanyakan penyebab masih tingginya angka putus sekolah di Kukar, padahal fasilitas pendidikan telah memadai dengan alokasi anggaran mencapai 20% dari APBD, atau lebih dari Rp1 triliun.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak anak kehilangan motivasi karena jalur pendidikan yang mereka jalani tidak sesuai dengan minat dan bakatnya,"katanya. (dri)



Pasang Iklan
Top