Plt Sekretaris Disdikbud Kukar, Pujianto.(Foto:Indri)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Meski berbagai program pendidikan non formal terus digencarkan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) masih menghadapi tantangan besar: rendahnya motivasi masyarakat untuk kembali bersekolah.
Plt Sekretaris Disdikbud Kukar, Pujianto, mengungkapkan bahwa banyak warga yang putus sekolah enggan melanjutkan pendidikan ke jalur formal, meski peluang terbuka lebar melalui PKBM maupun SKB.
"Kendalanya ada di motivasi. Teman-teman di lapangan sudah berkali-kali melakukan edukasi, tapi semangat masyarakat untuk kembali belajar itu masih rendah," jelas Pujianto, Senin (8/9/2025).
Saat ini terdapat 19 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan 11 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kukar. Lembaga ini menjadi ujung tombak penyelenggaraan pendidikan kesetaraan bagi masyarakat yang tak bisa kembali ke sekolah formal.
Menurut Pujianto, pendidikan non formal menjadi solusi tepat karena fleksibel dan lebih dekat dengan kondisi sosial masyarakat. Namun, tanpa motivasi belajar yang kuat, hasilnya tidak akan maksimal.
"Kami terus bersinergi dengan pemerintah desa, kecamatan, hingga Kementerian Agama. Tujuannya agar masyarakat sadar pentingnya pendidikan, sehingga mau masuk ke jalur kesetaraan ini," tegasnya.
Selain sosialisasi, Pemkab Kukar juga memberikan dukungan penuh berupa bantuan operasional, subsidi honor tutor, hingga program keterampilan bagi lulusan paket A, B, dan C agar mereka bisa mandiri setelah lulus.
Pujianto menekankan, pendidikan bukan hanya soal ijazah, tetapi juga bekal keterampilan hidup. "Kalau motivasi tumbuh, maka peluang untuk memperbaiki kualitas hidup lewat pendidikan semakin besar," tambahnya.
Dengan kerja sama lintas sektor dan dorongan berkelanjutan, Pemkab Kukar berharap semakin banyak warga yang putus sekolah bersedia kembali belajar melalui pendidikan non formal. (adv)