• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Disdikbud Kutai Kartanegara



Pembagian Hadiah Lomba Tarsul Tingkat Pelajar di Kukar.(Foto:Andri Wahyudi/Kutairaya)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) : Pelaksanaan grand final lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, yang diikuti oleh para pelajar tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama se-Kabupaten Kukar berlangsung dengan meriah pada Sabtu (6/9/2025) di Hotel Grand Elty Tenggarong.

Salah satu yang menarik dari lomba ini adalah lomba bertarsul. Kegiatan ini menjadi ajang melestarikan budaya Kutai sejak dini.

Juri lomba tarsul, Saiful Anwar mengatakan, bahwa kegiatan lomba seperti ini sangat bagus untuk mengasah kemampuan anak-anak dalam berbahasa Kutai melalui seni tarsul. Dengan pengenalan sejak dini diharapkan pelestarian bahasa daerah semakin berkembang dan dikenal di berbagai daerah.

"Alhamdulillah lomba tahun ini ada mendapat kemajuan, mengenai anak didiknya mulai banyak daripada tahun-tahun lalu. Sangat luar biasa antusias dari para peserta yang berasal dari pelajar SD dan SMP, hal ini membuktikan kesenian tarsul sudah banyak peminatnya," ungkapnya.

Saiful menyebut, kegiatan lomba seperti ini secara tidak langsung membantu melestarikan kesenian tarsul. Artinya tidak hanya ada event-event tertentu saja di tampilkan, tetapi ada ajang lombanya juga.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada para panitia pelaksana dan peserta yang sudah ikut menyukseskan kegiatan lomba ini," ucapnya.

Ia menambahkan, dalam penilaian lomba ini yakni tentang nuansa kedaerahan, muatan-muatan lokal dalam tarsul yang dibawakan, itulah yang paling utama. Dan dalam lomba ini sudah banyak potensi yang timbul dari para peserta didik, mereka dengan enjoy dan tenang membawakan tarsul.

Kemudian untuk pengembangan selanjutnya, para guru bisa mendampingi muridnya yang berpotensi menggeluti tarsul ini dengan menyiapkan pembimbing yang sudah ahli di bidang kesenian. Agar kedepan tarsul tetap ada dan tidak tergerus oleh modernisasi.

"Harapan saya, semoga kegiatan yang akan datang lebih baik dari tahun ini, dan siswa-siswi bisa lebih meriah lagi, lebih wow lagi daripada tahun ini," harapnya.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Kukar Puji Utomo menuturkan, bahwa dalam lomba di FTBI ini diikuti sebanyak 280 orang dari tingkat SD dan SMP. Mereka telah mengikuti babak penyisihan selama dua hari, dan grand final di Grand Elty.

Tujuan dari kegiatan ini sangat jelas, yakni untuk melestarikan bahasa ibu. Kita tahu bersama, pelestarian bahasa ibu saat ini sangat memprihatinkan. Banyak bahasa daerah yang terancam punah. Karena itu, melalui FTBI ini kita berupaya menjaga dan mewariskan bahasa daerah khususnya kepada adik-adik kita di sekolah.

Untuk peserta yang berhasil menjadi juara di tingkat kabupaten, mereka akan mewakili Kukar ke tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Di sana mereka akan bertemu dan berkompetisi kembali dengan peserta dari kabupaten/kota lain. Tentunya mereka akan didampingi oleh guru pendamping serta panitia yang telah mempersiapkan segala kebutuhan.

"Pesan saya, kepada peserta yang belum sampai ke grand final, jangan berkecil hati. Kalian tetap luar biasa karena telah ikut berkontribusi melestarikan bahasa ibu. Sementara bagi yang berhasil sampai ke grand final dan bahkan menjadi juara, jangan cepat berpuas diri. Teruslah belajar dan kembangkan kemampuan agar bahasa daerah kita tetap lestari dan bisa diwariskan kepada generasi berikutnya," tutupnya. (dri/adv)



Pasang Iklan
Top