• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Bankers Meubeler Lapas Kelas II A Tenggarong.(Foto:Achmad Rizki/Kutairaya)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) : Usaha meubeler yang dikelola oleh Lapas Kelas II A Tenggarong masih eksis. Hal itu dibuktikan dengan pemesanan setiap bulannya mencapai sekitar 2-10 unit meubeler.

Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja Lapas Tenggarong Zairin Zain mengatakan, produk meubeler yang paling diminati masih meja dan kursi lipat. Selain itu, ada lemari dan meja botor. Produk meubeler yang dihasilkan ini berbahan dasar kayu meranti dan ulin.

"Peminat mebeuler produksi Lapas Tenggarong ini masih tinggi. Bahkan Bupati Kukar juga memesan kursi meja strika buatan kita," kata Zairin Zain pada Kutairaya, di ruang kerjanya, Rabu (3/9/2025).

"Pemasaran kita sampai ke sejumlah daerah baik itu di Kaltim, pulau Jawa dan lainnya," imbuhnya.

Sementara harga jual meubeler ini bervariatif, tergantung dari tingkat kerumitan dan jenis kayunya, mulai dari Rp 850 ribu hingga Rp 13 juta. Hasil dari penjualan produk ini akan dibagi 50 persen untuk upah pekerja atau warga binaan itu sendiri, 35 persen untuk modal dan 15 persen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Dalam memproduksi meubeler ini mempekerjakan warga binaan pemasyarakatan sekitar 12 orang. Pekerja ini telah memiliki sertifikasi keahlian dibidang meubeler," ucapnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi salah satu program Lapas Kelas II A Tenggarong, untuk membina warga binaan pemasyarakatan (WBP) agar memiliki keahlian. Sehingga ketika WBP itu bebas bisa membuka usaha tersebut.

"Kami komitmen terus melakukan pembinaan para WBP, karena sejatinya juga WBP ini harus bekerja melakukan kegiatan positif yang menghasilkan," pungkasnya. (Ary)



Pasang Iklan
Top