• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Perwakilan dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Pangeran Noto Negoro atau Heriansyah.(Foto:Andri Wahyudi/KutaiRaya)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) : Pelaksanaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura tahun 2025 tinggal menghitung hari, segala persiapan telah dilakukan untuk memastikan kelancaran jalannya kegiatan tersebut.

Hal ini disampaikan Perwakilan dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Pangeran Noto Negoro atau Heriansyah, usai mengikuti rapat finalisasi bersama OPD terkait di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Rabu (3/9/2025).

Heriansyah mengatakan, pada pelaksanaan Erau tahun ini tetap bersama berkolaborasi antara Kesultanan dengan pemerintah daerah. Karena tidak terlepas daripada itu bahwa pemerintah saat ini adalah sebuah periodisasi dari Kesultanan terdahulu.

"Dan Erau tahun ini juga bertepatan dengan 243 tahun, hari jadi kota Tenggarong ini bukan waktu yang singkat dimana para leluhur kita telah meletakkan fondasi dan sampai dengan saat ini Kota Tenggarong ini masih kondusif," ungkapnya.

Sementara dari pihak Kesultanan juga sudah melakukan rapat internal untuk menyusun panitia, kemudian kegiatan di lapangan itu seperti di samping kiri kanan museum sudah dibuat dua buah replika naga, yang nanti akan dilarungkan dari Keraton akan dibawa ke Kutai Lama. Sebagai bagian napak tilas Putri Karang Melenu.

Sebagai Kerajaan tertua di Indonesia, dulu Hindu kemudian bertransformasi ke Islam, ini bagian dari kekuatan dimana Ibu Kota Nusantara juga diletakkan disini menjadi kekuatan untuk menjadikan Indonesia Emas 2045.

Ia menambahkan, tahun ini yang membedakan dari tahun sebelumnya, yakni akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata yang khusus diundang oleh Ayahanda Sultan untuk bisa hadir pada acara Erau tahun ini. Erau tahun ini juga bagian dari upaya untuk melakukan rekonsiliasi, memperkuat budaya Kutai Kartanegara.

"Karena dengan budaya itu kita bisa saling menguatkan, bisa saling menyatukan. Kita memahami bahwa kondisi kita saat ini tidak sedang baik-baik. Nah momen Erau tahun ini kita harapkan bagaimana seluruh paguyuban, seluruh masyarakat yang ada bercampur baur di sini sesuai dengan falsafah daripada Kesultanan," tuturnya.

Adapun empat fondasi yang ada di Kesultanan yakni Adab, Adat, Berbudaya sendiri, bersara atau beragama. Kemudian dengan falsafah Bineka Tunggal Swaka. Berbeda-beda tapi tetap sama mengaktif hidup berkalangan manah, mati berkalangan tanah. Fondasi inilah yang harus terus dijaga menjadi nilai-nilai dasar untuk memperkuat satu dengan yang lain.

"Harapan kami Erau tahun ini mudah-mudahan bisa menjadi perekat dan pengikat budaya kita, memperkuat dan melestarikan serta menjadi satu kekuatan atau spirit kita untuk menyatukan seluruh suku yang ada, sehingga kita bersatu, daerah kita kondusif dan bisa membangun Kukar yang lebih baik," pungkasnya (Dri)



Pasang Iklan
Top