
Progres Pembangunan Kawasan Jalan Kartini, Tenggarong.(Foto:Indri)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Ahmad Yani mendorong agar pembangunan kawasan Jalan Kartini tidak hanya berfokus pada infrastruktur jalan dan jembatan, tetapi juga mencakup penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang representatif sebagai ikon wisata baru Tenggarong.
Dalam peninjauannya, Selasa (2/9/2025), ia menyebutkan bahwa kawasan strategis di jantung kota ini berpotensi dikembangkan menjadi pusat aktivitas masyarakat yang ramah lingkungan. Menurutnya, penataan kawasan perkotaan harus memberikan nilai tambah, bukan sekadar memperlancar mobilitas.
"Progres pembangunan ini luar biasa. Kita harap bisa dipadukan dengan ruang terbuka hijau, ada masjid, hall, pusat kuliner, dan fasilitas publik lainnya. Kawasan ini jangan hanya fungsional, tapi juga harus estetik dan jadi daya tarik," ujarnya.
Ahmad Yani menilai, jika pembangunan Jalan Kartini dipadukan dengan ruang publik yang memadai, Tenggarong akan memiliki ikon baru layaknya kota-kota besar lain di Indonesia. Bahkan, konsep ini bisa menjadi magnet baru bagi wisatawan.
Menurutnya, penataan pinggiran Sungai Mahakam di sekitar Jalan Kartini dapat menjadi pembanding sekaligus ikon wisata seperti Teras Samarinda. Bahkan, ia ingin penataannya lebih indah hingga bisa menyaingi destinasi luar negeri.
"Pinggiran sungai itu harus ditata secantik mungkin. Kalau perlu lebih bagus dari wisata luar negeri. Minimal sampai Mangkuraja bisa tertata rapi, tanpa lagi ada rumah di pinggir sungai," tegasnya.
Lebih jauh, Ahmad Yani menyebut bahwa kawasan ini nantinya bukan hanya sebatas infrastruktur jalan, melainkan pusat ekonomi kreatif sekaligus ruang rekreasi keluarga.
"Kalau ditata dengan baik, ini bisa jadi wajah baru Tenggarong. Tempat masyarakat berolahraga, bersantai, berwisata kuliner, sekaligus memperkuat ekonomi lokal," katanya.
Ia juga menekankan perlunya keterlibatan masyarakat dalam menjaga kawasan setelah selesai dibangun. Menurutnya, tanpa kesadaran bersama, ruang terbuka hijau sulit bertahan lama.
"Pemerintah bisa membangun, tapi masyarakat harus ikut menjaga. Jangan sampai nanti ada bangunan liar atau kawasan jadi semrawut lagi," jelasnya.
Dari sisi perencanaan, ia juga menyinggung soal kebutuhan anggaran yang tidak kecil. Karena itu, DPRD bersama pemerintah daerah siap mempertimbangkan skema multiyears agar pembangunan tidak berhenti di tengah jalan.
"Kalau perlu kita pikirkan proyek multiyears. Supaya penataannya tuntas dan benar-benar memberi manfaat," terangnya.
Ahmad Yani optimistis, jika penataan ini berjalan sesuai harapan, Tenggarong akan memiliki identitas baru sebagai kota wisata sungai dengan wajah modern. Ia percaya, langkah tersebut juga akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Intinya ini bukan hanya proyek jalan, tapi proyek masa depan Tenggarong. Kita harap Desember sudah ada hasil nyata, meskipun nanti ada tahap penyempurnaan. Yang jelas, ruang terbuka hijau dan penataan sungai harus jadi prioritas," tutupnya. (adv)