• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Pengurus Pondok Pesantren Ibadurrahman Tenggarong Seberang (Achmad Rizki/Kutairaya)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Pondok Pesantren Ibadurrahman merupakan salah satu ponpes terbesar di Kecamatan Tenggerong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdiri sejak 1992, Ponpes Ibadurrahman dibawah naungan Yayasan Pondok Modern Ibadurrahman Kampung Damai, terus berkembang dan telah meluluskan 27 angkatan yang jumlahnya capai ribuan santri.

Ponpes tersebut menaungi sejumlah lembaga pendidikan diantaranya, Pesantren Anak Sholeh (PAS) atau TK, SDIT, MTS, MA, Mahad Tahfidz Quran (MTQ), Mahad Dirosah Udhiyah, Lembaga Terapi Rehabilitasi (LTR) dan Kuliyahtul Mualimin Islamiah (KMI).

Wartawan Kutairaya.com, Jumat (29/8/2025) melihat langsung kondisi ponpes Ibadurahman yang terletak di Jalan KH Tsani Karim L3 Blok C Bangun Rejo Kecamatan Tenggarong Seberang.

Kedatangan wartawan Kutairaya.com disambut Pimpinan Pondok Modern Ibadurrahman Kampung Damai, Elwansyah Elham.

"Kegiatan mengajar berjalan seperti biasa. Dipondok ini masih ada 152 santri-santriwati, mulai MTS hingga MA," katanya.

Penerapan sistem pembelajaran seperti pondok pesantren Gontor. Ada pembeda dari lembaga pendidikan lainnya yakni, metode dan bahasa dalam pembelajaran.

"Santriwan dan santriwati kita dituntut selain Bahasa Indonesia, untuk bisa menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Materinya kita seimbang baik pendidikan formal dan agama," paparnya.

"Kita terus meningkatkan sistem pendidikan, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas," katanya.

DUGAAN KASUS PENCABULAN

Pasca terjadinya dugaan kasus pencabulan yang melibatkan oknum pengajar di ponpes tersebut, aktivitas terlihat berjalan seperti biasa.

Elwansyah Elham mengaku, kasus dugaan pencabulan tersebut muncul pada awal Agustus 2025. Dan memberikan dampak yang luar biasa terhadap kekhawatiran orang tua, sehingga para orang tua ingin memindahkan sekolah untuk anaknya.

"Saat itu wali santri tengah ramai menarik anaknya, ada yang untuk pulang terlebih dahulu dan memindahkan sekolah. Pada pertengahan Agustus kemarin bahkan ada 2 kelas yang kosong, tak ada kegiatan belajar mengajar. Ada 20 santri yang pindah," akunya.

Pengelola pondok pesantren langsung berkomunikasi dengan wali murid, agar wali murid tetap tenang. "Jumlah santri saat ini masih ada sekitar 152 orang. Kami sangat bersyukur, masih ada wali murid mempercayai lembaga pendidikan ini, karena itu hanya perbuatan oknum," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa sudah memberhentikan pelaku sehingga para orang tua tak perlu khawatir terhadap kondisi anak anak di lembaga pendidikan ini. Pasca kasus tersebut, pengawasan di asrama dilakukan dengan ketat. Yang sebelumnya, pengawasan ini hanya dilakukan oleh security dan santri namun saat ini melibatkan pengasuh dan ustad pondok pesantren. Pengawasan juga dilakukan bukan hanya di saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), tapi hingga malam hari.

Ia telah memastikan, pengawasan ini juga meliputi dari sektor kesehatan peserta didik, kelayakan asrama, konsumsi dan lainnya. Pihaknya selalu melakukan Diagnosa, Evaluasi, Design Ulang Implementasi, Akomodatif, Selektif, Integratif dan Koperatif (Dedi Asik).

"Menyikapi kasus yang terjadi kami dari pengelola pondok pesantren bersikap profesional dan koperatif," jelasnya.

Kasus ini ramai jadi perbincangan masyarakat, kasus ini menjadi perhatian serius bersama baik itu dari pemerintah daerah hingga DPRD Kukar. Sejumlah pihak ingin menuntaskan persoalan ini hingga clear, dengan membentuk tim Adhoc.

"Kami siap dan terbuka kepada siapa pun termasuk tim Adhoc, melakukan screening di pondok pesantren ini.Kami selalu terbuka, bagi siapa saja yang memberikan masukan. Masukan dari luar itu bagian dari menyempurnakan kekurangan kita, hanya orang lain yang mengetahui kekurangan kita," sebutnya. (ary)



Pasang Iklan
Top