
Penanganan sementara di area Jembatan Oloy.(Foto:Dinas Pekerjaan Umum)
TENGGARONG (KutaiRaya.com) : Penurunan tanah yang terjadi di sekitar area pembangunan jembatan oloy di Desa Katu Batu, Kecamatan Muara Muntai menjadi perhatian serius oleh Pemkab Kukar.
Pasalnya, di area tersebut harus memerlukan perlakukan khusus karena daerah rawa. Penurunan tanah ini terjadi mulai 2024 di bagian oprit atau timbunan tanah, yang dibelakang bangunan bawah jembatan atau abutmen dan menghubungkan ke lantai jembatan.
Sementara lanjutan pembangunan jembatan oloy itu dilakukan pada 2023 lalu. Atas kejadian ini, Pemkab Kukar meminta kepada penyedia kontraktor pembangunan jembatan itu, untuk melakukan penanganan. Agar tidak membahayakan jembatan.
"Kontraktor sudah 4 kali melakukan penangangan, tapi masih tetap teejadi penurunan tanah. Meskipun ada penurunan tanah pada oprit jembatan, telah dipatikan kondisi jembatan tidak mengalami perubahan," jelas Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PU, Linda Juniarti pada Kutairaya, di ruang kerjanya, Selasa (26/8/2025).
Untuk mengatasi hal itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar bekerjasama dengan Kortim. Ini merupakan jasa tenaga ahli yang membantu di bidang Bina Marga, jika ada pekerjaan yang memerlukan pertimbangan teknis.
"Kami terus berusaha akan melakukan perbaikan yang tepat ini seperti apa. Khususnya terhadap pekerjaan di jembatan Oloy, yang opritnya mengalami penurunan terus," tegasnya.
Oprit itu mengalami penurunan sekitar 30 meter. Dari hasil analisis Kortim ialah, penanganan yang harus dilakukan dengan membongkor bagian yang alami penurunan dan dipadatkan. Setelah itu dilakukan agregat.
"Percuma saja kalau itu kita lakukan pengecoran, yang dikhawatirkan akan terjadi penurunan tanah kembali. Sehingga kita padatkan dan diagregat hingga tanah itu kuat," ucapnya.
Ia menegaskan, jika kontur tanah itu sudah kuat. Maka pemerintah daerah akan memikirkan penanganan area tersebut secara permanen.
Menurutnya, penurunan ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk. Karena beberapa bulan lalu memasuki musim penghujan dan kemarau. Sehingga mempengaruhi kondisi tanah.
"Penyedia juga bersedia bertanggung jawab untuk memperbaiki oprit itu, atas peristiwa ini," ujarnya.
Jika penanganan itu sesuai dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB), maka ditanggung penuh oleh penyedia kontraktor. Jika dalam perbaikan ada penambahan, maka Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar turut mensupport.
Jembatan ini menghubungkan pusat pemerintahan kecamatan bagi masyarakat. Karena jembatan ini merupakan akses terdekat.
Sementara itu Kontraktor pembangunan jembatan Oloy, Muhammad Shafwani menjelaskan, memang terjadi penurunan tanah di bagian oprit jembatan sejak 2024 lalu. Pembangunan jembatan ini dilakukan pada 2024 dan rampung di awal 2025.
"Kami sering melakukan perbaikan di area penurunan tanah itu. Tapi kita tetap bertanggung jawab atas kejadian ini, yang disebabkan faktor alam," jelas Muhammad Shafwani. (adv/ary)