
Kepala Disdikbud, Thauhid Afrilian Noor.(Foto:Indri)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar memastikan pelaksanaan Festival Erau 2025 tetap berjalan dengan penuh makna, meski harus menyesuaikan diri dengan pemangkasan anggaran akibat kondisi keuangan daerah.
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, mengatakan pihaknya telah melakukan rasionalisasi anggaran sesuai arahan pimpinan daerah. "Dari awal sudah ada pengurangan, bahkan sudah tiga kali. Semua sektor terdampak, bukan hanya kebudayaan. Bidang pendidikan SD, SMP, hingga pekerjaan fisik juga banyak yang kita pangkas," ujarnya, Senin (25/8/2025).
Meski begitu, Thauhid menegaskan bahwa nilai-nilai sakral Erau tetap terjaga. Prosesi adat utama seperti Tari Ronggeng Ontang Ontang (TRO) dan ritual di Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura akan tetap digelar sebagaimana mestinya. "Itu tidak kita kurangi. Prosesi adat sepenuhnya diserahkan kepada pihak Kesultanan melalui dana hibah. Mereka yang mengelola langsung, pemerintah hanya mendukung dari sisi pengamanan dan fasilitasi," jelasnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah hanya akan hadir dalam acara seremonial seperti pembukaan, sementara inti prosesi adat tetap menjadi kewenangan Kesultanan. “Kalau pembukaan di stadion, tetap Sultan yang membuka. Pemerintah hanya memberi sambutan, karena adat ini ikatan negara kita, dan Sultan adalah pemegang amanah tertinggi,” kata Thauhid.
Lebih lanjut, Thauhid juga menyebutkan sejumlah prosesi adat sudah dimulai sebelum acara pembukaan resmi di stadion, seperti Jamu Benua, prosesi Wang Kurawang, hingga Belimbur. "Acara di stadion itu hanya seremonial. Prosesi adatnya jauh lebih dalam dan sudah berlangsung sejak awal,"katanya.
Terkait ekspo budaya dan pameran pembangunan yang biasanya menjadi rangkaian Erau, Disdikbud masih melakukan pembahasan. "Ekspo masih kita bicarakan. Karena kondisi defisit ini, jangan sampai nanti kewajiban terlalu besar sementara biaya tidak mencukupi," tuturnya.
Sementara itu, dari sisi kehadiran pejabat pusat, Thauhid menyampaikan adanya rencana kedatangan sejumlah menteri ke Tenggarong pada perhelatan Erau mendatang. "Informasi dari pihak Kesultanan, beberapa menteri sudah menyatakan ingin hadir, walaupun belum ada surat resmi. Di antaranya dari Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kebudayaan. Kita masih tunggu konfirmasi lebih lanjut," katanya.
Ia menegaskan, apapun kondisi keuangan daerah, Pemkab Kukar berkomitmen menjaga keberlangsungan Erau karena telah menjadi ikon budaya dan tradisi yang diakui masyarakat internasional. "Yang penting, nilai adat dan kesakralannya tidak hilang. Itu yang utama," pungkas Thauhid.
Festival Erau sendiri merupakan tradisi turun-temurun Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang setiap tahun menjadi pusat perhatian, baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Tahun ini, meski dengan keterbatasan anggaran, pelaksanaannya tetap diharapkan meriah dan bermakna. (adv)