
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kukar, Ananias.(Andri Wahyudi/KutaiRaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Tekan inflasi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Dinas Ketahanan Pangan (DKP) menggelar Gerakan Pangan Murah di halaman kantor Bupati Kukar, Tenggarong Jumat (22/8/2025). Melalui gerakan ini masyarakat sangat dibantu, bahan pokok yang dijual dengan harga terjangkau.
Kepala DKP Kukar, Ananias menjelaskan bahwa gerakan pangan murah ini dilaksanakan dalam rangka HUT Republik Indonesia, dan meringankan beban masyarakat.
"Kita bisa membantu masyarakat kita yang mungkin kondisinya sedang kesulitan untuk membuang pangan. Dan yang kedua, memang ini menjelang musim panen gadu. Menjelang musim panen gadu itu otomatis stok gabah, stok beras di petani itu menipis. Karena panen gadu ini diperkirakan di akhir bulan Agustus," kata Ananias jumat (22/8/2025).
Kemudian untuk proses pengeringan dan lain sebagainya, otomatis beras itu akan ready, dan melimpah paling cepat di pertengahan September. Saat ini kondisinya bisa dikatakan, stok menipis karena memang belum panen. Jadi tepat pemerintah hadir, menyampaikan atau menyalurkan beras SPHP melalui Gerakan Pangan Murah.
"Kemudian, kecenderungan harga beras juga saat ini lumayan mahal. Di angka Rp16-17 ribu per kilonya. Jadi kita coba hadir dengan Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari bulog itu dengan harga gudang sekitar Rp 11.700 per kilonya. Kemudian dibantu subsidi ongkos oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan," jelasnya.
Kalau HET-nya sebenarnya diangka Rp13.000, tapi karena dibantu SOA-nya, subsidi ongkos angkut dari gudang bulog ke Tenggarong, otomatis harganya kita bisa jual dengan harga gudang.
Sebenarnya dua momen penting itu yang menyebabkan kenapa harus dilaksanakan GPM saat ini. Jadi kemarin di Kreatif Park juga dilaksanakan dua hari, kemudian di halaman kantor bupati itu empat hari, dari tanggal 19 sampai tanggal 22 Agustus.
"Hari ini terakhir, nah nanti tanggal 28 sampai 29 rencananya kita juga akan bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri Kukar," imbuhnya
Dalam GPM ini DKP juga menjual beras lokal. Beras lokal itu sebenarnya harga di Rp14.000 dari petani di kemudian di pengilingan harga Rp15.000, namun ada yang bekerja sama dengan perusda MGRM itu disubsidi Rp2.500 sehingga di jual satu satu kilonya itu Rp13.000.
Antusias masyarakat tinggi karena masih jauh dibawah harga di pasar dan berasnya beras lokal yang baru dari petani.
Sementara bahan pokok yang lain yang disubsidi itu bawang merah, bawang putih. "Pedagang dari pasar Mangkurawang, juga disubsidi oleh MGRM untuk harga bawang merah, bawang putih. Kemarin sempat cabai juga disubsidi. Kemudian kita juga menjual sayur-sayuran, buah-buahan, hortik, KTNA, KWT tetap selalu terlibat. Dan ini relatif murah karena dari produsennya langsung, langsung dari petani dijual ke konsumen," katanya.
"Jadi GPM ini untuk memutus rantai tata niaganya, sehingga harganya juga relatif lebih murah," imbuhnya.
Sementara salah satu masyarakat, Ahmad menyambut baik, program GPM ini. Menurutnya program ini dapat meringankan beban masyarakat. Tentunya harga beras yang dijual terjangkau menjawab keluhan masyarakat akan mahalnya harga beras.
"Harapan kami kegiatan seperti ini bisa sering digelar sehingga masyarakat bisa merasakan bantuan dari pemerintah melalui GPM," pungkasnya. (dri)