• Selasa, 16 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Disdikbud Kutai Kartanegara



Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor.(foto:rohman)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Persiapan Erau Adat Kutai (Erau) 2025 semakin dimatangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).

Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor mengatakan, peluncuran resmi Erau akan digelar dalam waktu dekat.

Sebelum acara tersebut dimulai nantinya, pihak pemerintah bersama Kesultanan Kutai akan memperkenalkan tema, logo, lagu khas, hingga rangkaian prosesi adat Erau 2025.

"Tahun ini kami menyiapkan penyelenggaraan yang lebih tertata. Bukan hanya soal kemeriahan, tetapi juga memastikan makna sakral dalam setiap prosesi adat tetap terjaga," ujar Thauhid di Kedaton, Tenggarong, Kamis (21/8/2025).

Sebagai simbol kebersamaan, tarian massal akan tetap hadir di acara pembukaan. Namun berbeda dengan tahun lalu yang melibatkan 750 penari, tahun ini hanya sekitar 400 penari yang diturunkan. Pengurangan ini dilakukan agar gerakan lebih serasi sekaligus menyesuaikan kapasitas panggung stadion.

"Jumlah penari kita kurangi bukan untuk mengurangi semarak, tetapi agar koreografi lebih rapi dan efektif. Anggaran juga menjadi pertimbangan," jelas Thauhid.

Prosesi adat di dalam Kedaton sepenuhnya berada di bawah kendali Kesultanan Kutai. Pemerintah hanya mendukung kegiatan luar Kedaton, seperti tarian massal, prosesi besar, hingga tradisi belimbur yang selalu dinanti masyarakat.

Saat ditanya mengenai publikasi, pihak Disdik mengatakan seluruh rangkaian acara adat akan terdokumentasi dengan baik. Mulai dari Menjamu Benua di Mangkurawang, Biru Dingin, hingga prosesi sakral di Lamin.

Tahapan lain seperti Mendirikan Tiang Ayu, Bepelas, Ngulur Naga, hingga Belimbur juga akan disiarkan lebih luas agar generasi muda mengenal makna filosofisnya.

Menurut Thauhid, keterlibatan Sultan Aji Muhammad Arifin sebagai pemegang amanah adat akan tetap menjadi inti dari penyelenggaraan. Sultan juga akan membuka secara resmi Erau 2025, sementara pemerintah daerah hanya memberikan sambutan sebagai bentuk dukungan.

"Kesultanan tetap menjadi poros utama, pemerintah hanya mendukung. Itu adalah wujud penghormatan kita terhadap adat Kutai," tegasnya.

Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap masyarakat tidak hanya larut dalam kemeriahan pesta rakyat, tetapi juga memahami nilai budaya yang menyertainya.

"Harapan kami, Erau 2025 bisa tampil lebih tertata, efisien, dan tetap menjaga warisan leluhur agar tidak hilang ditelan zaman," pungkas Thauhid. (adv)



Pasang Iklan
Top