Suasana lomba HUT RI ke 80 di SLB Negeri Tenggarong. (Foto:Achmad Nizar/Kutairaya)
TENGGARONG,(Kutairaya.com): Suasana penuh semangat di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tenggarong dalam rangka memperingati HUT RI ke 80 sekaligus HUT SLB Negeri Tenggarong ke 45. Berbagaai kegiatan digelar, mulai dari pelatihan guru hingga lomba lomba yang seru. Selain memeriahkan HUT RI, lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak berkebutuhan khusus.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SLB Negeri Tenggarong Andini Kusuma Wahyuni menjelaskan, rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak awal Agustus, "Kita awali dengan inhouse training bagi guru, karena saat ini ada pendekatan baru dalam pembelajaran, yaitu pembelajaran mendalam, jadi selaiin merayakan HUT RI, kami juga menyambut ulang tahun sekolah dengan meningkatkan kompetensi guru," ujar Andini pada Kutairaya.com disela sela kegiatan lomba, Rabu (20/8/2025).
Selain perlombaan, akan ada kegiatan dari Puskesmas Mangkurawang yaitu cek kesehatan yang akan dilaksanakan pada Kamis 21 Agustus 2025. "Biasanya hanya cek kesehatan dan posbindu, tapi besok akan ada kegiatan gosok gigi massal bersama siswa," tambahnya.
Menurutnya, kegiatan sepertii ini sangat penting bagi anak anak berkebutuhan khusus. "SLB tidak bisa menerapkan pembelajaran penuh seharian, mereka butuh kegiatan seperti ini untuk melatih motorik, sosial, dan kepercayaann diri mereka, dan orang tua juga bisa melihat perkembangan anak anaknya secara langsung di kegiatan ini, " paparnya.
"Kami tidak berharap jumlah siswa SLB terus bertambah, tapi kami ingin semua anak dengaan kebutuhan khusus bisa terjaring dan mendapatkan pendidikan yang layak, agar mereka bisa mandiri dan bermanfaat, minimal bagi dirinya sendiri dan orang orang di sekitarnya."katanya.
Sementara itu Wakil Ketua Panitia Darasma Marsella menjelaskan, perlombaan disesuaikan dengan jenjang siswa, dan seluruh siswa SLB bisa mengikuti perlombaan yang disediakan.
"Kami mengadakan lomba makan kerupuk, masukkan sedotan ke botol, pasang celana sambil lempar balon, hingga estafet sarung, dan guru juga ikut serta , supaya semua terlibat," katanya.
Setiap jenjang dari SD, SMP, hingga SMA mengikuti lomba secara bertahap agar mudah dan teratur.
"Siswa sangat antusias, terutama di lomba favorit seperti makan kerupuk dan estafet sarung, meski ada beberapa siswa tunadaksa yang tidak hadir karena sedang bertanding dalam lomba boccia di Kutim, mereka tetap semangat ," lanjutnya.
"Dengan adanya lomba inii kami ingin anak anak saling bekerja sama tanpa membedakan kondisi temannya, biar mereka bisa belajar hidup berdampingan dan saaling menghargai satu sama lainnya, " tutupnya. (*zar)