• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Kepala Kementerian Agama Kutai Kartanegara H Nasrun.(Andri Wahyudi/KutaiRaya)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukat) H Nasrun angkat suara menyikapi terkait kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh salah satu oknum ustadz pondok pesantren di Tenggarong Seberang.

Menurutnya, langkah yang perlu diambil adalah dengan melakukan pembinaan dengan catatan khusus, namun jika terulang akan ditindak tegas sampai ke penutupan ponpes tersebut.

Nasrun menegaskan, pada prinsipnya Kemenag Kukar mendukung seluruh proses hukum yang saat ini sedang berjalan terhadap pelaku pencabulan tersebut.

Ia menyampaikan bahwa izin operasional pondok pesantren itu bukan dikeluarkan Kemenag Kukar, tetapi dari kementerian agama pusat. Kemenag Kukar hanya memberi rekomendasi, dengan catatan-catatan. Kalau memang tuntutan secara nyata disampaikan di masyarakat untuk menutup Ponpes, Kemenag tidak mempermasalahkan.

"Menurut saya, hukuman terberat bukan penutupan Ponpes. Tetapi ketika masyarakat sudah tidak ada trust, kemudian masing-masing menarik anaknya untuk pindah. Otomatis tidak ditutup pun akan tutup sendiri," kata Nasrun saat dikonfirmasi usai Upacara HUT Kemerdekaan Ke-80 di halaman Upacara Kantor Bupati Kukar Minggu, (17/8/2025).

Ia mengatakan, Kemenag akan mengikuti jalur yang benar, bagaimana mekanismenya nanti akan diikuti. Setelah dilakukan pembinaan dulu, apakah ada perubahan atau tidak. "Karena beberapa tahun belakangan ini ada Ponpes yang di rekomendasikan tutup. Tetapi kasusnya bukan kekerasan seksual, ponpes tersebut tidak memenuhi untuk mendirikan pondok pesantren," katanya.

Ia mengatakan bahwa kasus kekerasan seksual tidak hanya terjadi di Ponpes saja, tapi dimana mana ada. Hanya saja kebetulan lembaga ini yang seharusnya memberikan tauladan, sehingga kalau ada kejadian sedikit itu menjadi masalah besar.

Masih banyak pondok pesantren yang bagus-bagus di Kukar. Ia berharap agar masyarakat lebih selektif dalam menyekolahkan anaknya, dan kepada masyarakat juga harus berani menyuarakan termasuk melaporkan ke Kemenag kalau ada hal-hal yang melanggar aturan atau melanggar etika.

"Kedepannya, kami akan melakukan pembinaan lebih intens. Dan saat inipun kami juga sudah melakukan langkah-langkah diantaranya mendatangi ke Ponpes tersebut, untuk menggali beberapa informasi," ungkapnya.

Nasrun menyebut, bahwa laporan yang sampai ke Kemenag justru kasus pemukulan terhadap santri, cuman kalau terkait pelecehan seksual memang jujur, belum pernah sampai ke Kemenag. Tentu ini masalah trust kepada masyarakat tentang adanya beberapa pihak yang menginginkan Ponpes tersebut ditutup.

"Tentu kita mengikuti mekanisme yang benar, karena bagaimana lembaga tersebut menaungi ratusan murid yang di dalamnya ada Madrasah Sanawiyah, Madrasah Aliyah dan muridnya hampir 400 orang," ujarnya

Kalau memang Ponpes tersebut lebih positif ditutup, tidak masalah. Tetapi yang harus dipikirkan ini bagaimana nasib anak-anak yang lain. Apalagi satu orang oknum yang melakukannya, sehingga menurutnya oknum tersebut diberikan hukuman yang setimpal dan tidak terlibat di dalam proses pembelajaran.

"Saya kira proses pendidikan yang ada di Ponpes tersebut tetap berlanjut dengan pembinaan dan catatan," Jelasnya.

Nasrun juga mengatakan, di Kukar ada 50 an lebih pesantren, Kemenag harus mengawasi terus menerus. Kemenag tetap melakukan pembinaan kepada seluruh pondok pesantren, agar kejadian kekerasan seksual, pemukulan, pembulian dan kasus yang lain tidak terulang.

Sementara itu, Wakil Bupati Kukar H. Rendi Solihin mengatakan bahwa kasus pencabulan yang dilakukan oleh salah satu oknum di Penpes Tenggarong Seberang, jangan dibiarkan berlarut-larut. Harus ada tindakan tegas, agar kedepan tidak kembali terulang.

"Kami sudah meminta dinas terkait dan DPRD Komisi 4 bersama juga dengan lembaga terkait Kemenag untuk segera melakukan pertemuan, untuk berdiskusi bersama untuk memastikan bahwa ada sanksi tegas untuk pondok pesantren ini. Artinya bisa saja nanti berujung kita tutup pondok pesantren ini. Dan kami sangat mendukung itu," tegasnya. (dri)



Pasang Iklan
Top