Para pamong belajar di SKB Tenggarong Seberang.(Foto:Mardi Santoso)
TENGGARONG, (Kutairaya.com): Satuan Pendidikan Non formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Tenggarong Seberang menjadi salah satu solusi dalam menekan angka putus sekolah di Kukar.
Dengan program pendidikan kesetaraan dan keterampilan, SKB ini memberrikan kesempatan bagi masyarakat yang belum menyelesaikan pendidikan formalnya.
Kepala SKB Tenggarong Seberang Mardi Santoso menjelaskan, SKB hadir untuk mendukung program pemerintahh dalam mewujudkan wajib belajar 13 tahun.
"Dengan berdirinya SKB ini sangat membantu masyarakat untuk menuntaskan pendidikannya, SKB ini mengakomodir masyarakat yang tidak lulus SD, SMP, maupun SMA melalui paket A, B, dan C,"ujar Mardi pada Kutairaya.com, Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, SKB bukan hanya menyasar warga dewasa yang belum tuntas belajar saja, tapi anak anak usia sekolah yang putus sekolah karena berbagai alasan.
"Mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan di SKB, dengan metode belajar fleksibel seperti pembelajaran daring, tugas mandiri, dan modul, mereka tetap bisa belajar, di SKB Tenggarong Seberang, minimal pertemuan 3 kali seminggu, " tambahnya.
Saat ini, SKB Tenggarong Seberang memiliki 308 warga belajar yang terdiri dari paket A yang setara SD sebabnyak 36 orang, paket B setara SMP 128 orang, dan paket C setara SMA 144 orang,
Selain itu SKB tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, SKB juga menyediakan pelatihan keterampilan atau life skill, seperti tata boga, menjahit, hingga keterampilan perbengkelan.
"Kita ingin warga belajar tidak hanya lulus pendidikan, tapi juga punya bekal keterampilan yang bisa digunakan untuk mandiri atau bekerja nantinya, " sebutnya.
SKB Tenggarong Seberang juga terdapat kelas inklusi untuk warga belajar penyandang disabilitas. "Ini ada beberapa warga belajar yang kelasnya adalah kelas inklusi. Dan kemarin sempat juga warga belajar inklusi ini mengikuti turnamen turnamen di bidang olahraga, alhamdulillah dapat juara, " lanjutnya.
Lebih lanjut ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah, terutama terkait menyediakan pamong belajar.
"Harapan kami tentu keberlangsungan SKB ini terus dijaga, dan kami masih kekurangan tenaga pamong belajar, tapi kita juga mengucapkan terimakasih atas bantuan seperti sarpras," pungkasnya.
Sementara itu, Kabid PAUD dan PNFI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar Pujianto menambahkan, SKB di Kukar sudah mencapai 11 SKB, yang diklaim sebagai SKB terbanyak se Indonesia, hal ini merupakan bentuk keseriusann pemerintah daerah dalam mengatasi putus sekolah.
"Nah selama warga kita tidak lulus dalam satu jenjang pendidikan tertentu, itu adalah salah satu indikator kemiskinan. Makanya kita mencoba untuk memotong ini, dengan kita bangun SKB, " tuturnya.
Ia juga menjelaskan selain pendidikan kesetaraan, SKB di Kukar juga memberikan pelatihan kerja yang mendukung warga untuk siap terjun ke dunia kerja atau membuka usaha sendiri.
"Ada pelatihan menjahit, tata boga, cukur rambut, sampai sertifikasi kerja, ini semua untuk mendorong kemandirian warga kita, ya harapannya, yang pertama adalah meminimalisir warga Kukar yang putus sekolah dan tidak tuntas belajar. Dan yang kedua warga Kukar itu bisa mandiri dengan adanya keterampilan life skill yang diberikan,sehingga endingnya adalah pengentasan kemiskinan yang ada di Kukar, " tutupnya. (*zar/adv)