Kepala Desa Rempang, Noor Sari.(Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Isu penculikan anak membuat warga Kecamatan Loa Kulu, Kukar resah. Pasalnya, sejumlah siswa sekolah dasar diduga menjadi target penculikan bahkan pelecehan.
Salah satu orang tua siswa, IN kepada Kutairaya, di Loa Kulu, Rabu (13/8/2025), mengatakan, pada 5 Agustus 2025 lalu, dikejutkan saat anaknya pulang dari sekolah menangis sembari ketakutan. Awalnya diduga hanya perselisihan antar teman di sekolah, ternyata anaknya hampir menjadi korban penculikan.
"Si anak bercerita bahwa dalam perjalanan pulang sekolah dengan bersepeda, anaknya dihentikan oleh orang tidak dikenal menggunakan mobil jenis Toyota Kijang Innova," kata IN.
Sementara mobil tersebut dari arah Tenggarong menuju Loa Kulu, mobil itu memepet atau mendekati anak di saat kondisi di jalan lagi sepi.
"Supirnya perempuan dan di dalam mobil ada 4 orang, pintu mobil sudah dibuka dan menarik tas anak saya untuk diminta masuk ke mobil," ucapnya.
Hal ini sangat meresahkan atau membuat khawatir para orang tua. Dirinya berharap, pihak sekolah ketika waktu pulang tiba bisa segera diinformasikan kepada seluruh wali murid. Agar wali murid ini bisa langsung menjemput di sekolah atau mengawasi anaknya meskipun pulang sekolah menggunakan sepeda.
Sementara itu guru agama disalah satu sekolah dasar di Desa Rempanga Loa Kulu, Sabran menyebutkan, pihak sekolah baru mendapatkan informasi dari orang tua anak. Dan ternyata kejadian ini bukan hanya sekali, namun sudah sering kali.
"Kondisi wilayah kita sepertinya sudah tidak aman, untuk itu kita harus berhati hati," sebut Sabran.
Ada 4 anak dan orang tua yang mengadu terkait kejadian serupa. Peristiwa itu terjadi dalam waktu yang berdekatan. Terakhir peristiwa itu terjadi pada 11 Agustus 2025 sekitar pukul 12.30.
"Anak itu pulang sekolah dengan berjalan kaki, yang rumahnya sekitar 1 Kilometer dari sekolah," ujarnya.
Ditengah perjalanan anak itu dicegat oleh orang tidak dikenal menggunakan mobil, saat itu beruntung ada warga setempat sempat melihat dan memberitahukan, untuk tidak mengikuti permintaan dari orang tak dikenal itu.
"Ada warga teriak jangan ikut dia (orang yang tidak dikenal) dan orang tersebut langsung kabur. Anak tersebut hingga saat ini masih trauma, untuk sekolah," ungkapnya.
Selain itu, ada siswi juga mengalami hal serupa. Namun yang ini kejadiannya sudah lama, siswi tersebut dicegat oleh kendaraan bermotor dan ingin melakukan aksi tidak senonoh dengan siswi itu. Dari pengakuan siswi tersebut seperti dihipnotis.
"Akhirnya siswi itu sadar dan ada orang juga yang melintas, akhirnya siswi itu sadar dan langsung pergi," jelasnya.
Terkait peristiwa ini, pihak sekolah sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa. Agar bisa membantu dan menjaga kondusifitas wilayah.
"Pemerintah desa Rempanga menyambut baik, ini menjadi perhatian bersama," ucapnya.
Dirinya berharap, wilayah ini terlebih di area sekolah ada kamera CCTV. Sehingga jika ada kejadian yang tak diinginkan, maka ada barang bukti yang kuat untuk mengungkap atau menindaklanjuti.
"Kami juga perlu pengawasan dari orang tua siswa, karena keterbatasan guru ini sehingga tak mampu mengawasi setiap anak. Untuk itu, kami memberikan himbauan kepada anak, agar jangan tergiur kepada siapa pun yang tidak dikenal, dengan iming iming sesuatu," harapnya.
Terpisah, Kepala Desa Rempanga Noor Sari menjelaskan, pemerintah desa baru menerima laporan hari ini. Adanya laporan itu, sebagai langkah awal pemerintah desa telah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, untuk mengawasi anak anak disaat pulang sekolah.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Bhanbinkamtibmas dan Babinsa, disaat pulang sekolah pihak aparat akan melakukan patroli," jelas Noor Sari.
Selain itu, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa dan orang tua. Pemerintah Desa Rempanga juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), untuk penyediaan bis sekolah hingga kamera CCTV. (ary)