Camat Kota Bangun Darat, Julkifli.(Andri Wahyudi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (Kutairaya.com): Beberapa desa di Kecamatan Kota Bangun, Kukar belum mendapatkan layanan saluran air bersih. Kesulitan dirasakan ketika kemarau melanda, karena masyarakat masih mengandalkan air tanah (sumur) dan tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Camat Kota Bangun Darat, Julkipli mengatakan bahwa ketersediaan air bersih yang masih belum merata di daerahnya. Ketersediaan air ini sangat diharapkan masyarakat baik untuk masak maupun mandi dan lainnya.
"Desa yang belum teraliri air bersih ada di Desa Sedulang, Sukabumi, Kedang Ipil, dan Benua Baru, yang memerlukan perhatian dari pemerintah daerah," jelasnya Rabu (13/8/2025).
Yang menjadi perhatian ada di Desa Sumber Sari, masalah air menjadi kendala warga sekitar. Apalagi jika musim kering tiba, sumber air warga juga ikut mengering. Kondisi ini menyulitkan akses terhadap air bersih untuk kebutuhan harian. Bahkan upaya yang telah dilakukan dari pemerintah desa belum mencukupi kebutuhan air secara menyeluruh.
"Ada beberapa wilayah yang memiliki sumur bor, air standar PDAM, dan PAMSIMAS. Tetapi belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat," imbuhnya.
Harapan besar masyarakat pada pemerintah khususnya Dinas Perkim Kukar agar bisa memgupayakan pembangunan PAMSIMAS di Kecamatan Kota Bangun Darat.
Sementara PltKepala Disperkim Kukar Muhammad Aidil mengatakan, untuk program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Ada kecamatan yang menjadi prioritas program ini antara lain Muara Wis, Kota Bangun Darat, Kota Bangun, Tenggarong Seberang, Tenggarong, Samboja, Muara Jawa, dan Anggana.
"Semakin bertambahnya jumlah penduduk, akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat juga akan meningkat. Oleh karena itu, kami terus berupaya memperluas cakupan layanan dengan meningkatkan kapasitas produksi dan jaringan distribusi," ungkapnya.
Tahun ini Disperkim masih akan memaksimalkan pembangunan PAMSIMAS yang masih belum berjalan secara optimal. Artinya masih mitigasi lokasi mana saja yang masih belum optimal, walaupun secara normal sudah bisa berjalan tapi belum maksimal untuk melayani masyarakat.
"Jadi kami masih mitigasi lokasi-lokasinya. Insya Allah tahun depan kami memoditaskan untuk menyelesaikan beberapa spam desa yang masih belum berjalan dengan optimal," jelasnya.
Program PAMSIMAS yang sudah berjalan ada di Desa Sedulang, kini sudah berjalan di Kota Bangun juga sudah, di Pandamaran juga berjalan. Dan kini lagi proses di beberapa wilayah pedesaan.
Ia menambahkan, memang program PAMSIMAS dulunya merupakan program dari pemerintah pusat, sekarang itu PAMSIMAS sudah tidak berafiliasi lagi karena sudah tidak berkelanjutan programnya dari pusat dan sekarang pemerintah Kabupaten Kukar berinisiatif untuk meningkatkan panggungan-panggungan PAMSIMAS yang sudah ada yang sekarang.
"Program ini kami namakan SPAM DESA yang mungkin dikelola oleh BUMDES desa masing-masing. Kita kalau masalah kendala memang kendala pertama iuran dari masyarakat yang memang belum bisa secara optimal," ujarnya.
Program ini ditargetkan untuk melayani seluruh wilayah, kecamatan, desa yang belum teraliri air bersih. Dan untuk bangunan secara fisiknya, sebenarnya untuk desa kita sudah menyelesaikan, cuma untuk operasionalnya masih ada beberapa desa yang belum berjalan karena berbagai kendala di lapangan yang dihadapi. (dri)