Toko Niki Pasar Mangkurawang.(Foto:Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Memasuki bulan Agustus 2025, sejumlah harga komoditas atau bahan-bahan pokok penting (Bapokting) di Tengarong terpantau stabil.
Salah satu pemilik toko Niki di Pasar Mangkurawang Suyati mengatakan, tidak ada kelangkaan bahan-bahan pokok penting selama ini. Namun jika menjelang momen-momen tertentu biasanya mengalami kenaikan harga.
"Jika momen tertentu saja mengalami kenaikan harga tidak terlalu signifikan. Kenaikan harga biasanya sekitar Rp 2-3 ribu," kata Suyati pada Kutairaya, di Tenggarong, Sabtu (9/8/2025).
Sementara, harga bahan bahan pokok penting saat ini masih stabil diantaranya, beras Rp 17-18 ribu perkilogram, gula Rp 18 ribu, minyak goreng Rp 18 per liter. Telur Rp 60 ribu per piring dan tepung Rp 14 ribu per kilogram.
Selain itu, harga susu Rp 13 ribu per kaleng, mie instan Rp 3,5 ribu. Selama ini tidak ada keluhan dari masyarakat, terhadap harga bahan-bahan pokok penting tersebut.
"Masyarakat masih mencari atau tetap berbelanja bahan-bahan pokok, untuk kehidupan setiap harinya," imbuhnya.
Sementara itu, penjual ayam potong di Jalan Maduningrat Tenggarong Rahmat menambahkan, untuk harga ayam potong saat ini mengalami penurunan hingga Rp 28 ribu. Biasanya harga ayam potong bisa mencapai Rp 30-35 ribu.
"Harga ayam potong ini tidak bisa menetap, terkadang mengalami kenaikan maupun penurunan," tambah Rahmat.
Ia mengaku, kenaikan maupun penurunan harga ayam potong ini dipengaruhi dari harga di kandang atau peternak. Jika ayam potong melimpah maka harga ayam bisa menurun, tapi kalau kondisi ayam potong stoknya terbatas maka harga ayam naik.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar Sayid Fhatullah mengatakan, pemantauan stok ketersedian dan harga bahan-bahan pokok penting terus dilakukan setiap pekannya.
"Berdasarkan data yang diperoleh petugas kami, hampir semua harga bahan pokok tidak mengalami kenaikan, tapi ada satu komoditas mengalami kenaikan yaitu bawang merah mencapai Rp 60 ribu," jelas Sayid Fhatullah.
Menurutnya, kenaikan harga itu tak berlangsung lama. Biasanya paling lama hanya 1 pekan, kemudian komoditas yang naik itu melimpah dan harganya murah.
Ia berpesan kepada seluruh masyarakat, untuk dapat memahami kondisi yang ada termasuk kenaikan sejumlah komoditas. Hal itu diduga disebabkan adanya yang mengalami gagal panen, atau pengiriman lambat dan lainnya. (Ary)