• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Disdikbud Kutai Kartanegara



Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor.(Foto:Rohman)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong percepatan pelaksanaan program infrastruktur pendidikan meski sejumlah kegiatan masih dalam proses lelang.

Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, menyampaikan bahwa langkah efisiensi tetap menjadi prioritas agar pembangunan berjalan sesuai sasaran.

"Hingga saat ini sebagian besar kegiatan masih proses lelang. Ada beberapa program yang nilai anggarannya dikurangi karena mempertimbangkan waktu pelaksanaan yang semakin terbatas," ungkap Thauhid, Jumat (9/8/2025).

Thauhid menjelaskan bahwa kegiatan yang secara teknis tak memungkinkan diselesaikan dalam waktu tersisa saat ini. Sehingga tidak akan dipaksakan untuk tetap dijalankan.

"Kalau memang waktunya tidak memungkinkan, ya tidak perlu dipaksakan. Tapi target pelaksanaan tetap kami upayakan selesai hingga November," jelasnya.

Saat ini, progres fisik diperkirakan mencapai telah mencapai 50 persen. Namun, banyak kegiatan yang belum bisa dipastikan tahapan pelaksanaannya karena masih berada di tahap pengadaan.

"Sebagian masih di BLP (Biro Layanan Pengadaan atau Bagian Layanan Pengadaan) jadi kami belum bisa pantau apakah sudah tayang atau kontrak. Prosesnya masih berjalan," ucap Thauhid.

Menurutnya, sebagian besar pekerjaan yang direncanakan bersifat rehabilitasi ringan dan bukan proyek berskala besar. Ini menjadi strategi untuk mempercepat pengerjaan tanpa membebani anggaran secara berlebihan.

"Kami fokus pada kegiatan yang realistis diselesaikan dalam waktu terbatas," tambahnya.

Keterbatasan anggaran juga menjadi pertimbangan utama. Ia menjelaskan bahwa sekitar 56 persen anggaran Disdik digunakan untuk belanja pegawai, sementara sisanya baru untuk pembangunan. Karena itu, tak semua sekolah bisa diperbaiki dalam waktu bersamaan.

"Kalau ada sekolah yang belum kebagian perbaikan, kami harap bisa bersabar. Kami tetap berusaha semaksimal mungkin. Tapi anggaran memang tidak sebesar sebelumnya," ujar Thauhid.

Meski begitu, bantuan dari pemerintah pusat juga turut meringankan beban. Ia menyebut ada sekitar 30 sekolah yang masuk dalam program revitalisasi pusat dan pelaksanaannya dikelola langsung oleh sekolah masing-masing.

"Bantuan ini sangat membantu percepatan layanan dasar pendidikan, apalagi untuk sekolah-sekolah yang belum tersentuh," terangnya.

Terkait pengadaan kursi dan meja, Disdikbud mengambil langkah efisiensi dengan memanfaatkan mebel yang masih layak. Di beberapa sekolah, kursi lama dikumpulkan dan digunakan kembali untuk menutup kekurangan.

"Contohnya di CP9, mereka tidak dapat kursi baru, tapi kami maksimalkan kursi lama yang masih bagus," katanya.

Terakhir saat diwawancarai Thauhid dengan tegas bahwa strategi dalam menangani efisiensi seperti ini bertujuan agar anggaran dapat teralokasikan dengan tepat sasaran.

"Kalau ada pembangunan ruang kelas baru, nanti pasti akan dilengkapi dengan mebel baru. Tapi untuk sementara, kami hitung dulu mana yang masih bisa digunakan agar bisa dialihkan ke sekolah lain yang membutuhkan," pungkasnya. (ADV/ROM)



Pasang Iklan
Top