• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Disdikbud Kutai Kartanegara



Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo.(Foto:Rohman)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Dalam menjaga keberlangsungan Bahasa Kutai di tengah arus modernisasi semakin diperkuat.

Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) menjadikan pelestarian bahasa ibu sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan pendidikan berbasis kearifan lokal.

Program bertajuk Tuntas Bahasa Ibu menjadi garda terdepan dalam misi tersebut. Program ini telah mendapat pengakuan nasional dan terbukti mampu menarik perhatian masyarakat serta pemangku kepentingan.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo, menegaskan bahwa Bahasa Kutai merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan melalui pendidikan formal maupun informal. Menurutnya, bahasa adalah cerminan identitas dan kekuatan budaya suatu daerah.

Penerapan program ini tidak hanya sebatas perlombaan. Di tingkat sekolah, penguatan materi bahasa daerah telah dilakukan melalui pelibatan pembina khusus yang fokus pada pengajaran Bahasa Kutai.

Hal ini menjadi inisiatif yang baik agar bahasa daerah tidak tenggelam di tengah dominasi bahasa nasional maupun asing.

"Setiap sekolah di Kukar sudah memiliki pembina untuk Bahasa Kutai. Kami dorong agar pembinaan ini tidak berhenti di ruang kelas, tapi juga sampai ke ruang-ruang publik," jelas Puji, pada Kamis (7/8/2025).

Pentingnya pelestarian bahasa ini juga mencuat dalam dialog budaya yang digelar pada kegiatan Bincang Buku Antologi Puisi Begenjoh & Maharagu di Titik Nol Tenggarong, pada Rabu (6/8/2025) kemarin.

Momen tersebut dimanfaatkan untuk menyuarakan kembali urgensi menjaga eksistensi bahasa daerah dalam konteks kebudayaan yang lebih luas.

Puji menyebut, keragaman dialek Bahasa Kutai di setiap wilayah justru menjadi kekayaan tersendiri. Maka dari itu, pendekatan yang digunakan dalam pelestarian juga harus adaptif dan berbasis komunitas agar terasa relevan dengan kehidupan masyarakat setempat.

Prestasi program Tuntas Bahasa Ibu yang mendapat penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga menjadi pemacu semangat. Rencananya, Kukar akan membawa program ini ke tingkat provinsi bahkan nasional.

"Kami sudah siapkan rencana agar program ini bisa berkembang lebih luas. Semoga bisa menjadi percontohan di level yang lebih tinggi,"katanya.

Selain melalui pendidikan, pihaknya juga membuka ruang kolaborasi dengan pelaku budaya, komunitas literasi, dan pegiat bahasa untuk memperkuat gerakan pelestarian ini.

Terakhir pihak Disdikbud berharap, langkah ini nantinya akan mampu menciptakan generasi muda yang bangga menggunakan bahasa daerahnya.

"Melestarikan Bahasa Kutai bukan hanya soal mempertahankan tradisi, tapi juga tentang merawat jati diri kita sebagai masyarakat Kukar,"tutup Puji. (ADV/ROM)



Pasang Iklan
Top