
Plt Kepala Bidang SMP Disdikbud Kukar, Emy Rosana Saleh saat bersama perwakilan google di SMPN 7 Muara Kaman.(Foto:Rohman)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): SMP Negeri 7 Muara Kaman terus berinovasi dengan memadukan teknologi informasi dan kearifan lokal dalam sistem pembelajarannya.
Langkah ini dilakukan dalam rangka untuk membekali siswa dengan kecakapan abad 21 tanpa melupakan akar budaya tempat mereka tumbuh.
Kepala SMPN 7 Muara Kaman, Rasian, mengatakan bahwa pihaknya menerapkan dua kurikulum nasional sekaligus, yakni Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Namun, keduanya ditekankan pada penguatan literasi digital.
"Kami tetap mengikuti kebijakan kurikulum nasional, tapi pendekatannya kami sesuaikan dengan penekanan pada penguasaan IT. Itu strategi kami," ujar Rasian saat dihubungi via telepon pada Selasa (5/8/2025).
Meski menghadapi keterbatasan fasilitas seperti buku dan sarana pendukung, Rasian mengungkapkan pihak sekolah telah beralih ke sumber belajar berbasis internet.
"Dengan transformasi digital, kami tidak lagi bergantung penuh pada buku fisik. Internet menjadi sumber utama, dan itu sangat membantu," katanya.
Pengembangan digital di sekolah ini juga mendapat dorongan dari statusnya sebagai sekolah kandidat rujukan Google di Indonesia. Status tersebut menjadikan para guru dan siswa terbiasa memanfaatkan teknologi dalam proses belajar-mengajar.
Namun, Rasian menegaskan bahwa fokus pada teknologi tidak mengesampingkan pembelajaran kontekstual yang relevan dengan lingkungan sekitar siswa.
"Kami juga melatih siswa keterampilan praktis seperti menanam sayur, membuat kolam, dan kegiatan produktif lainnya. Mereka mayoritas dari kampung, jadi kami siapkan agar mereka siap di mana pun berada," jelasnya.
Menurutnya, pendekatan ini dirancang agar siswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan bekal keterampilan sosial dan emosional yang kuat.
Terlebih, posisi sekolah yang berada di kawasan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) membuat pihak sekolah ingin siswa-siswinya mampu bersaing, baik dari sisi teknologi maupun pola pikir.
"Ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal membentuk karakter dan kesiapan hidup siswa. Kami ingin mereka adaptif dan mandiri,"tegas Rasian.
Sementara itu, Plt Kepala Bidang SMP Disdikbud Kukar, Emy Rosana Saleh, mengapresiasi langkah sekolah tersebut.
Ia menyebutkan bahwa saat ini Kukar sebagai satu satunya daerah dengan jumlah kandidat sekolah rujukan Google terbanyak di Indonesia.
Dengan pendekatan yang seimbang antara teknologi dan kearifan lokal, SMPN 7 Muara Kaman menjadi contoh bahwa inovasi pendidikan tidak harus menunggu fasilitas sempurna. Yang dibutuhkan adalah komitmen dan keberanian untuk berubah.
"Bahkan, SMPN 7 ini adalah satu satunya sekolah di Kukar yang telah ditetapkan sebagai sekolah rujukan nasional. Ini bukti bahwa digitalisasi pendidikan di Kukar benar-benar berjalan," tutup Emy. (ADV/ROM)