Kantor Maxim di Jalan DI Panjaitan kembali dibuka. (Siti Khairunnisa/Kutairaya)
SAMARINDA, (Kutairaya.com): Manajemen Maxim Samarinda menyatakan kesiapannya untuk mematuhi seluruh kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) usai kantor perwakilan di Jalan DI Panjaitan kembali dibuka, Senin (4/8/2025).
Sebelumnya, kantor ini sempat disegel oleh Pemprov Kaltim pada Kamis (31/7/2025) karena perusahaan dinilai belum mematuhi ketentuan tarif angkutan sewa khusus sesuai regulasi daerah sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Gubernur dan perusahaan juga telah menerima beberapa kali surat peringatan.
Pembukaan kembali kantor dilakukan setelah pihak perusahaan menyampaikan komitmen tertulis untuk mengikuti keputusan Gubernur Kaltim dan menjalani evaluasi bersama seluruh pemangku kepentingan.
"Dengan adanya pernyataan untuk patuh pada keputusan Gubernur, penyegelan kita buka dan aktivitas bisa kembali berjalan," ujar Kabid Trantibum Satpol PP Kaltim, Edwin Nofriansyah.
Perwakilan Maxim Samarinda, Indra Soba Kandani, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah dan mitra driver, atas dukungan selama proses ini.
Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk menjalani evaluasi kebijakan dan memastikan keterlibatan semua pihak.
"Jadi kita ke depan tentunya akan melakukan evaluasi dengan seluruh stakeholders terkait untuk kita bisa cari formulasi yang paling tepat untuk tarif dan lain sebagainya yang nanti kita pasti akan melibatkan semuanya. Dan setelah itu, apapun hasil dari evaluasi tersebut, harapannya menguntungkan semua dan kita akan langsung mengikuti keputusan peraturan daerah setelah evaluasi itu berjalan," ujar Indra.
Di sisi lain, para driver menyambut baik langkah tersebut meskipun mereka masih menyoroti dampak penyegelan terhadap pendapatan mereka dalam sepekan terakhir.
"Tak kurang dari 500 akun driver diblokir. Dari yang masih aktif, sekitar 350 akun terpaksa absen ke kantor untuk melaporkan kehadiran," ujar Fahrojil Albar, driver Maxim Car.
Rendy, driver ojol lainnya, menambahkan bahwa penghasilan mereka sempat terhenti total selama penutupan berlangsung.
"Kalau sehari saja nggak bisa narik, otomatis dapur nggak ngebul. Sudah hampir seminggu nggak ada pemasukan," tuturnya. (skn)