• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Permainan tradisional di depan Perpustakaan Daerah Kukar.(Foto: Dok.Diarpus Kukar)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Miris, ruang atau wadah permainan tradisional sebagai bahan edukasi bagi anak-anak di Tenggarong mulai diabaikan dan kurangnya mendapatkan dukungan dari pemerintah. Salah satunya permainan tradisional di area Taman Pintar di Jalan Danau Semayang, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, tepat di samping Pusda Kukar.

Permainan yang dulunya digagas oleh Abdul Aziez Rahman, kini kurang mendapat support dari dinas terkait. Ia berharap area Taman Pintar bisa menjadi kawasan edukasi dan nostalgia bagi masyarakat melalui permainan tradisional.

"Namun kini terkendala lagi dengan dinas, dengan program kegiatannya, karena mereka tidak melihat dampak tadi itu permainan tradisional, tidak memahami. Jadi anggapannya mainan itu hanya sekedar mainan. Buat apa sih mainan. Jadi tidak ada nilai sebuah edukasi," ujarnya belum lama ini.

"Bahkan permainan ini sebenarnya bisa menyatukan masyarakat dengan berbagai permainan yang disediakan, seperti enggrang, gasing maupun mainan lainnya," sebutnya.

Namun, ia terus berupaya melestarikan permainan tradisional dan memberikan fasilitas edukasi dan rekreasi, khususnya kepada anak-anak sekolah di Tenggarong. Permainan yang disediakan biasanya gasing, yang masih mempertahankan keasliannya dengan arena bermain langsung di atas tanah.

"Sebenarnya permainan ini mendapat respons positif dari masyarakat. Tinggal bagaimana peran semua pihak termasuk pemerintah dalam memberikan fasilitas gratis kepada masyarakat yang edukatif," ujarnya.

Sementara itu, Randi salah satu warga Tenggarong mengaku, bahwa dengan adanya permainan tradisional sangat membantu khususnya anak-anak untuk mengasah skill dan keaktifannya. Apalagi jika fasilitas permainan tradisional ini diberikan gratis, siapa saja bisa memainkan.

"Tapi sekarang sudah tidak ada lagi wadah untuk mengekspresikan permainan tradisional ini di Tenggarong. Kami berharap permainan ini bisa dihadirkan lagi di Tenggarong, seperti dulu di depan Museum Mulawarman Tenggarong," tutupnya. (Dri)



Pasang Iklan
Top