
Salah Satu Penampilan Tari Jepen di Kukar.(Foto: Andri Wahyudi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Pelestarian tarian tradisional terus dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara. Salah satunya adalah jepen romba yang sudah ada sejak dulu, dan kini akan dimunculkan kembali sebagai pertunjukan kesenian di Kukar.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo menjelaskan, Tarian Jepen Romba berasal dari pedalaman Kalimantan Timur, tepatnya Desa Menamang. Jepen Romba ini dulunya hanya ditarikan oleh laki-laki dengan gerakan yang kuat, mencerminkan makna "Romba" sebuah sosok makhluk halus berkarakter keras dan garang.
Sayangnya, sejak terakhir kali dipentaskan pada tahun 1998, tarian ini mulai terlupakan hingga hanya menyisakan satu pewaris terakhir, Syaiful Anwar, yang berusaha menjaga tradisi peninggalan ayahnya.
"Makanya kita berupaya untuk mengangkat kembali, dan mengembangkan tari Jepen Romba, kalau kesenian tradisi itu yang kelihatan adalah aktivitas, karena jepen itu kan aktivitas masyarakat zaman dulu kelihatan dari olah geraknya, tubuhnya, misalnya ada langkah belau, itu berkaitan dengan ritual-ritual." ujarnya Rabu (30/7/2025) lalu.
Jadi lanjutnya, Jepen romba itu sebenarnya dulunya berawal dari ritual, karena ada langkah belau, belau itu kan hantu, menjadi ciri khas tersendiri. Jadi bagaimana mengupayakan dan melestarikan dengan mencari karya dari masyarakat yang dulu.
Saat ini, Jepen Romba Muda lahir dengan semangat baru, menggabungkan tradisi dan inovasi agar tetap relevan di era modern.
Lebih dari sekadar tarian, Jepen Romba Muda adalah simbol ketahanan budaya, pengingat bahwa warisan leluhur tidak boleh hilang begitu saja. Semangat ini harus terus dijaga, agar generasi berikutnya tetap mengenal dan mencintai seni budaya nusantara.
"Harapan kami, tarian ini bisa terus berkembang, agar ada regenerasi kedepannya," harapnya.
Sementara itu, salah satu penari jepen Endang mengatakan, bahwa tarian jepen maupun jepen romba ini dapat memperkenalkan tari tradisi lokal kepada masyarakat luas, sehingga seni budaya khas Kutai bisa terus dilestarikan.
“Kalau bukan kita yang melestarikan seni tari Jepen ini siapa lagi. Dan kedepan terus dijaga melalui pembinaan pembinaan yang rutin, karena tari Jepen ini bagian dari budaya khas Kutai," ujarnya.
Dan harapannya setiap ada pelaksanaan event bisa dilibatkan pelaku atau komunitas seni dan budaya. Karena hal tersebut sebagai upaya melestarikan budaya Kutai, agar tidak hilang tergerus modernisasi. (Dri)