• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Showroom Alika Motor milik Abdul Rohim yang terletak di Jalan Kartini Tenggarong.(Foto: Achmad Rizki/KutaiRaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Sejak 2015, M Abdul Rohim, warga Tenggarong mulai terjun ke dunia bisnis jual dan beli motor bekas. Bisnis ini dirintis dengan membeli motor yang suratnya dalam kondisi mati, sehingga bisa mendapatkan dengan harga yang murah.

Abdul Rohim menceritakan, bisnis ini dijalankan dengan membeli 1 atau 2 unit motor dan dijual kembali secara cepat. Sementara hasil penjualan motor itu dikumpulkan dan membuka Showroom Alika Motor di Jalan Kartini Tenggarong.

Dalam pembelian motor, pihaknya menyeleksi ketat baik dari mesin hingga kelengkapan surat kendaraan. Penyeleksian ketat ini bagian dari membangun dan mengembangkan bisnis, sehingga konsumen yang membeli kendaraan itu tak mengalami kecewa, meskipun itu bekas.

"Kita melakukan penyeleksian ketat sebelum membeli, dipastikan kelengkapan surat aman dan kualitas barang layak," kata M Abdul Rohim, di Showroom Alika Jaya Motor, Jumat (1/8/2025).

Selama ini lanjutnya, tak ada kekecawaan yang dirasakan konsumen setelah membeli kendaraan di Showroom Alika Motor. Pihaknya menyarankan kepada konsumen, jika ingin melakukan pembelian motor bekas bisa membawa mekanik yang dipercaya. Sehingga bisa menganalisa atau memastikan kendaraan yang ingin dibeli.

Seiring berjalannya waktu, Showroom Alika Motor membuka cabang yakni Alika Jaya Motor di Jalan Kartini juga. Sementara ada berbagai jenis motor yang dijual diantaranya dari Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan lainnya.

"Untuk saat ini yang sering diminati ialah jenis Honda matic yaitu Scoopy dan Beat," imbuhnya.

Dalam satu bulan, penjualan motor bisa keluar 15-17 unit. Berbeda dengan momen-momen tertentu seperti bulan puasa dan tahun ajaran baru sekolah. Sedangkan penjualan pada momen tersebut bisa mencapai 30 unit per bulan.

"Pembeli yang datang dari berbagai wilayah, baik dari Tenggarong, Tenggarong Seberang, Sebulu dan lainnya," ucapnya.

Adapun harga dari motor yang dijual itu bervariasi, dari Rp 5,5 juta hingga Rp 25 juta tergantung dari jenis dan tahunnya.

Selama menjalani bisnis motor, tantangan terbesar ialah menghadapi aksi kejahatan atau percobaan penipuan. Biasanya penipu menggunakan modus segitiga. Selain itu, konsumen ingin mencoba kendaraan.

"Kami terus berhati-hati dan tak memberikan celah kepada siapa pun, tanpa ada jaminan atau transaksi dengan saya," tegasnya.

Ia juga mengakui, berbisnis sepeda motor bekas ini tak selama bisa mendapatkan keuntungan. Pasalnya harga penjualan juga menyesuaikan dengan yang lainnya atau harga barunya.

"Terlebih pada zaman Covid-19 silam, bisa terjual dengan balik modal saja sudah bersyukur, bahkan penjualan kita rugi, yang modal awal Rp 8 juta dijual Rp 6 juta. Yang penting ada putaran," tukasnya. (Ary)



Pasang Iklan
Top