
Kegiatan Pembukaan Festival Budaya Danum Bura Idaman Spontan Baru, Kelurahan Loa Ipuh.(Foto: Andri Wahyudi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Festival Budaya Danum Bura, Spontan Baru, Kelurahan Baru, Kecamatan Tenggarong mengangkat kebudayaan lokal khas Dayak Benuaq. Agenda tahunan ini diadakan dengan melibatkan kesenian tari dan musik tradisional, selain itu juga ada olahraga tradisional.
Pada tahun ini Festival Budaya Danum Bura digelar di Lamin Spontan Baru, RT 20, kegiatan berlangsung selama dua hari 30-31 Juli 2025. Adapun rangkaian festival ini diawali dengan pembacaan doa, penampilan tarian pembuka, dan pertunjukan tari pada malam hari.
Ketua Sanggar Seni Danum Bura, Spontan Baru, Kelurahan Loa Ipuh Fulgensius Pendy Pradana menjelaskan, festival danum bura ini merupakan sanggar seni. Berangkat dari pinggir karena, ia ingin melestarikan adat budaya khususnya budaya lokal suku dayak.
"Tetapi kami banyak kekurangan dari perlengkapan dan peralatan. Sehingga kami tidak dapat mengikuti event tingkat nasional. Untuk itu, kami berangkat dari pinggir, mudah-mudahan kami bisa dilirik dan ketika sudah dilirik kami bisa memohon ke pemerintah, apa saja syarat-syarat agar kami bisa dipandang dan bisa melestarikan adat budaya di Kelurahan Loa Ipuh," ujarnya usai pembukaan Festival Budaya Danum Bura, Rabu (30/7/2025).
Terlaksananya festival ini mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, Camat Tenggarong, Lurah Loa Ipuh, H. Rudi Suryadinata pembina Arjuna Kukar, iuran anggota Danum Bura, serta masyarakat di spontan baru.
Dalam Festival ini ada berbagai kegiatan untuk pentas seni ada tari tarian dari 10 sanggar seni yang diundang dan ditampilkan malam hari. Untuk siang harinya akan ada olahraga tradisional ada menyumpit, begasing, ketapel, behempas rotan serta ada zumba sebagai hiburan masyarakat.
"Harapannya pemerintah bisa lebih membantu dan fokus, karena Festival ini salah satu menjaga pelestarian budaya dan bisa memberikan masukan dan saran yang mungkin bisa ditambah. Termasuk biaya yang harus ditambah, supaya waktu kegiatan bisa lebih panjang. Banyak tampilan tampilan yang diadakan tapi karena keterbatasan anggaran sehingga terbatas tampilannya," ungkap Fulgensius.
Ia menambahkan, Sanggar Seni Danum Bura memiliki keunggulan seperti gantar, tari piring dan tari belian karena itu adalah tarian asli kami suku dayak benuaq. Danum bura sendiri sudah pernah tampil di Samarinda tingkat provinsi acara kedaerahan PDKT, STB, acara Erau, Festival di Kukar seperti di Kedang Ipil.
"Dan kita sudah melaksanakan Festival selama dua kali di Spontan dan tiga kali di Pondok Labu. Sanggar seni danum bura bukan hanya tarian tapi juga ada seni suara (Rijoq) seni musik tradisional khas dayak benuaq," tuturnya.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan, Disdikbud Kukar, Puji Utomo mengatakan, Festival Danum Bura Idaman ini yang ke 2 dilaksanakan, dimana masyarakat adat melestarikan adat dan kebudayaan yang ada di Danu dura Kelurahan Loa Ipuh. Jadi kegiatan ini dinilai posirif bagi pemerhati budaya, karena Kukar kaya akan budaya dan salah satunya melestarikan adat dan budaya mereka melaksanakan festival.
"Kami memberikan bantuan kepada mereka khususnya masyarakat spontan baru untuk melaksanakan kegiatan ini. Tentu dengan berulang dan dengan anggaran yang ada kami akan memaksimalkan mungkin kegiatan kegiatan yang ada di Danum Bura," terangnya.
Terpisah, Lurah Loa Ipuh, Erri Suparjan, mengapresiasi sekali kerja keras kawan kawan dan sanggar Danum Bura, karena sudah melaksanakan Festival Danum Bura Idaman ini tahun kedua.
"Harapan kami kedepannya bahwa ini menjadi lebih dikenal lagi nanti, kegiatan kegiatannya lebih variatif dan bisa menarik animo masyarakat dan kami harapan kami kedepan ini bisa menjadi destinasi pilihan wisata yang ada di Kukar khususnya Tenggarong," demikian. (dri/adv)