• Kamis, 18 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Penampilan Kelompok Musik Olah Gubang di Etam Begenjoh Malang.(istimewa)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Yayasan Gubang dari Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah melahirkan kesenian musik tradisional khas Kutai (Kroncong Tingkilan) yang hingga saat ini masih eksis menampilkan karyanya sendiri. Kesenian ini sendiri telah terbentuk 10 tahun silam.

Founder Olah Gubang Achmad Fauzi (32) menjelaskan, seni musik ini berawal dari kelompok Sanggar Tari Gubang, Yayasan Gubang. Pada 2025, terbentuk kelompok seni musik Gubang yang semua pemainnya adalah dari Sanggar Gubang. Musik kutai iatau musik pengiring tari itu sebenarnya mempunyai ruang sendiri untuk tampil.

"Ternyata musik juga punya ruang. Itu alasan yang akhirnya Olah Gubang kita bentuk pada November 2015. Tahun ini pas satu dekade," kata Fauzi kepada KutaiRaya.com Senin (21/7/2025).

Dalam Olah Gubang terdiri dari 12 anggota inti. Tapi biasanya, waktu main yang kolosal atau yang semi-orkestra, itu biasanya binaan. Ia punya binaan-binaan dari sekolah-sekolah yang telah diajari. Karena beberapa anak Olah Gubang itu ada yang juga mengedukasi atau sebagai pengajar di sekolah-sekolah.

"Anggota kita mulai dari tingkat SD sampai SMA, bahkan ada yang juga dari perguruan tinggi," jelasnya.

Dengan kelompok seni yang ada tersebut, kesenian tradisional Kutai terus eksis, meskipun diketahui era seperti sekarang ini lebih condong ke musik modern, dan ini merupakak sebuah tantangan."Kita bertekad untuk tetap mempertahankan dan melestarikan. Dan bahkan kita membuat beberapa kali konsep musik yang dimana caranya kita kemas supaya dari ini musik tradisional itu masih bisa terima semua kalangan, termasuk generasi Z,"" ungkapnya.

Artinya tantangan itu menjadi hal motivasi, untuk menjadi lebih baik ke depannya. Karena kalau tidak ada problem, tidak ada tantangan, musik ini tidak bisa maju. Jadi tantangan itu akhirnya dijadikan sebagai pemincu bagaimana caranya agar tetap bisa eksis. “Mmusik tradisional ini tetap harus ada di tengah masyarakat sampai hari ini. Terutama di generasi milenial dan sebagainya," tegasnya.

LUNCURKAN ALBUM

Ia menambahkan, pada awal Agustus 2025, Kelompok Musik Olah Gubang akan launching album tingkilan pertama. Sudah dipersiapkan sebanyak 12 lagu. Ini salah satu cara agar kelompok musik ini bisa eksis, dan memberikan hiburan kepada anak-anak zaman sekarang."Hampir satu dekade ini belum ada muncul lagi lagu-lagu tingkilan yang rilis. Alhamdulillah bulan depan akan launching album,"" ujarnya.

Fauzi menyebutkan dari 12 lagu yang disiapkan merupakan wujud supaya karya itu bisa dinikmati masyarakat. Isi lagunya mengangkat semua kearifan lokal yang ada di Kukar seperti tentang seni dan budaya, tentang budaya pesisir, budaya pedalaman, dan lainnya. Bahkan budaya kesultanan di angkat dalam beberapa lagu yang dalam album itu.

"Kedepan kami akan terus tetap bergerak, mengedukasi, menginspirasi, karena daerah itu terkenal budayanya. Salah satunya adalah lewat musik tradisi inilah salah satu misi kita bisa mengenalkan seni dan budaya yang ada di Kukar," terangnya.

Ia juga berharap kepada pemerintah bagaimana caranya para pelaku ini benar-benar terlibat pemberdayaan pelakunya benar-benar di upgrade supaya pelaku khususnya musik tradisi itu tidak hanya main musik itu sekedar hobi, tapi bagaimana caranya nanti mereka akan mendapatkan nilai lebih daripada musik yang mereka mainkan.

"Sekarang banyak yang main musik hanya sekedar hobi, lalu tidak ada punya visi dan misi ke depannya. Dan ternyata musik ini selain memang kita hobi bermain musik tapi ternyata juga bisa sampai ke ranah industri, bahkan menyentuh sampai ekonomi kreatif. Artinya si para pelaku bisa mendapatkan nilai lebih," tutupnya. (dri)



Pasang Iklan
Top