Ikan asin rempang.(Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG (KutaiRaya.com) Kutai Kartanegara memiliki potensi perikanan yang melimpah. Sehingga dimanfaatkan oleh para nelayan khususnya di Desa Batuq Kecamatan Muara Muntai, untuk mencari ikan segar.
Salah satu nelayan desa Batuq Muhammad Rahman mengatakan, dalam satu hari mencari ikan segar bisa mencapai sekitar 5-10 kg. Ikan itu terdiri dari berbagai jenis baik ikan nila, haruan, rempang, biawan dan lainnya.
"Hasil tangkapan ikan ini tak dijual seluruhnya, tapi ikan itu sebagian akan diolah menjadi ikan asin," kata Muhammad Rahman pada Kutairaya, Sabtu (19/7/2025).
Alasan diolah menjadi ikan asin karena harganya lebih mahal daripada langsung dijual mentah tanpa diolah. Pengolahan ikan asin ini tak sulit, yang pertama ikan itu dibersihkan, direndam menggunakan garam selama 2 hari, dibersihkan kembali dan dijemur hingga kering.
"Sekali memproduksi ikan asin sekitar 5 Kilogram dan dipasarkan di area Kecamatan Muara Muntai saja," ucapnya.
Ia mengaku, hasil yang diperoleh dari pengelolaan ikan asin itu mencapai Rp 5-7 juta dalam satu bulan. Jika untuk keselurahan dengan hasil tangkapan ikan segar tanpa diolah ikan asin bisa menembus hingga Rp 9 juta.
Sementara di Muara Muntai juga ada beberapa pengepul ikan, yang memang di olah menjadi ikan asin dan dipasarkan ke luar pulau Kalimantan.
Menurutnya, pengelolaan ikan asin ini merupakan bisnis yang menjanjikan. Namun yang menjadi tantangan atau kendala ialah, mencari ikan di aliran Sungai Mahakam. Mencari ikan ini terjadi musiman, musim yang nyaman mencari ikan ketika kemarau tiba.
"Harga ikan asin yang dijual bervariasi tergantung dari jenisnya, mulai dari Rp 25 ribu-70 ribu," ujarnya.
Ia menyebutkan, mencari ikan di Sungai Mahakam ini menjadi pekerjaan utama. Jadi nelayan ini kehidupannya bergantung kepada Sungai Mahakam. Dengan hasil tangkapan itu, bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Kami berharap, tak ada masyarakat yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Karena itu dapat merusak habitat ikan yang ada," sebutnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar Sayid Fhatullah menyebutkan, pemerintah daerah terus mendukung pelaku usaha lokal, termasuk pengelolaan ikan asin.
Dalam hal ini, pemerintah daerah mendorong pengelola ikan asin itu untuk dapat meningkatkan produksi, kualitas dan kreativitas. Sehingga produk itu nantinya bisa dipasarkan secara lebih luas, lewat event event daerah.
"Kita siap memfasilitasi pelaku usaha lokal, termasuk pengelolaan ikan asin. Tapi ketika kita berusaha mempromosikan lebih luas, pelaku usaha itu harus siap menerima permintaan yang tinggi nantinya," sebut Sayid Fhatullah.
Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar Muslik menjelaskan, sebagai upaya melestarikan populasi ikan di Sungai Mahakam, telah dilakukan sosialisasi dan pengawasan secara rutin terhadap pencari ikan yang tak ramah lingkungan.
"Kita sudah melakukan sosialisasi agar mencari ikan harus ramah lingkungan dan juga melakukan penabaran benih di Sungai Mahakam. Agar populasi ikan terus terjaga," ungkap Muslik. (ary)