
Bahan pokok mulai ditata di Gerai Koperasi Merah Putih Lempake. (Siti/Kutairaya)
SAMARINDA,(KutaiRaya.com): Tiga hari jelang launching nasional Koperasi Merah Putih oleh Presiden RI, Kelurahan Lempake di Samarinda masih disibukkan dengan berbagai persiapan yang nyaris tak henti.
Sejak pagi hingga malam, gerai koperasi di Jalan Megelang RT 19 terus dipadati pengurus, pekerja, dan perwakilan BUMN-BUMD yang terlibat langsung memastikan kesiapan teknis di lapangan.
Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake menjadi salah satu dari dua lokasi percontohan nasional, selain Pasir Belengkong di Paser. Lokasi ini dipilih untuk mewakili Kalimantan Timur dalam program Koperasi Merah Putih yang dicanangkan Presiden.
Ketua Koperasi, Adung KS Utomo, mengakui persiapan awal cukup menantang. Namun ia bersyukur dukungan dari berbagai instansi berjalan baik.
"Semua komunikasi berjalan dengan baik. Semua mendukung apa yang menjadi program mandatori dari Pak Presiden Prabowo untuk kesuksesan ini," ucap Adung saat ditemui di lokasi, Jumat (18/07/2025).
Pantauan di lokasi menunjukkan sebagian besar pekerjaan fisik masih berlangsung, mulai dari pengecatan hingga penataan gerai. Barang kebutuhan pokok seperti beras SPHP, minyak goreng, gula, dan LPG 3 kg terus berdatangan dari mitra seperti Bulog, Patra Niaga, dan IDFood.
"LPG sudah siap, dari Pupuk Indonesia tinggal dropping, sembako juga sudah mulai masuk. Tinggal kami tata lebih rapi," jelasnya.
Sabtu dan Minggu akan dimanfaatkan untuk gladi kotor dan gladi bersih, termasuk pengecekan jaringan internet sebagai antisipasi kendala saat jumpa virtual dengan Presiden.
Asisten II Pemkot Samarinda, Marnabas, yang rutin memantau persiapan di lokasi, menyebut Lempake dipilih karena potensi ekonominya, khususnya di sektor pertanian dan peternakan.
"Mereka ini awalnya trans, kemudian pertaniannya luar biasa. Sayur mayur, padi, peternakan. Jadi usaha koperasi itu sebenarnya sudah berjalan. Tinggal kita tata lagi," ujar Marnabas.
Ia menambahkan, Lempake juga memiliki infrastruktur pendukung seperti balai desa dan gudang yang siap digunakan. Untuk menjaga keberlanjutan distribusi pasca-launching, Pemkot akan mengikat semua mitra melalui MoU yang ditandatangani bersama.
"Semua yang berkontribusi kita ikat. Ada MoU, disaksikan saat launching," tegasnya.
Ia menegaskan, koperasi ini bertujuan menjaga stabilitas harga bahan pokok bagi masyarakat. Barang-barang yang dijual wajib sesuai HET, dan akan diawasi langsung melalui sistem dinas perdagangan.
"LPG 3 kg tidak boleh lebih dari Rp18 ribu, beras SPHP maksimal Rp65-66 ribu. Semua itu akan terkontrol," sambungnya.
Ke depan, Lurah Lempake, Musliadi, menyampaikan bahwa koperasi ini diharapkan berkembang menjadi pusat distribusi hasil pertanian lokal, termasuk rencana pengadaan alat penggiling padi.
"Kami memang fokusnya ke pertanian nantinya. Tapi itu butuh waktu dan perencanaan. Sekarang kami fokus dulu ke sembako dan LPG," ujar Musliadi.
Lebih lanjut harapannya, koperasi ini tak sekadar menjadi proyek seremonial, tetapi benar-benar tumbuh sebagai lembaga ekonomi warga. Saat ini, anggota koperasi masih puluhan, namun ditargetkan bisa mencapai 500 orang.
"Kami berharap paling tidak ada sekitar 500 anggota nanti. Mudah-mudahan itu bisa tercapai," tutupnya. (skn)