• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Keramba perikanan milik Nani Yuliani di Loa Kulu.(Foto:Achmad Rizki/Kutairaya)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) Harga panen ikan menurun, membuat pembudidaya ikan hanya bisa pasrah.

Salah satu pembudidaya ikan di Kecamatan Loa Kulu Nani Yuliani mengatakan, harga panen yang tak pasti ini sering dirasakan terlebih saat panen besar dan permintaan pasar tak meningkat. Sehingga hal itu membuat harga panen ikan menjadi Rp 28 ribu perkilogramnya.

"Sebelumnya harga panen ikan sekitar Rp 32-33 ribu per kg, turun jadi Rp28 rbu per kg nya. Penuruna ini karena terjadi panen besar atau sejumlah pembudidaya ikan panen, " kata Nani Yuliani pada Kutairaya, Rabu (16/7/2025).

Ia mengaku selama ini hasil panen ikan dijual ke tengkulak yang telah dipercaya. Meskipun harga panen ikan turun, tapi ikan itu harus dijual karena kalau tidak maka akan lebih rugi, yang disebabkan harus menanggung operasional setiap saat.

"Ada tengkulak yang berani harga lebih tinggi, tapi yang dikhawatirkan panen itu tak dibayar. Karena dengan sistem dibawa barang terlebih dahulu,"katanya.

Menurutnya, lebih baik harga panen ikan lebih rendah yang penting penghitungannya jelas. Dalam satu kali panen, ia mampu mengeluarkan ikan sekitar 1 ton selama 2 pekan sekali.

"Tapi untuk masa panen memerlukan waktu sekitar 4-5 bulan," ucapnya.

Dirinya berharap, pemerintah daerah dapat menyediakan pangsa pasar khusus dan memberikan harga tetap terhadap hasil panen ikan. Sehingga uang hasil panen itu bisa diputar kembali untuk modal dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar Muslik menyebutkan, pelaku perikanan perlu adanya penguatan kelembagaan untuk menampung seluruh hasil panen, dengan harga stabil. Naik dan turunnya harga perikanan sudah biasa terjadi, karena menyesuaikan kebutuhan pasar dan ketersediaan stok atau over kapasitas.

"Ketika produk itu sudah over di pasaran, maka harga bisa turun. Tapi kalau permintaan tinggi di pasaran maka harga bisa naik," sebut Muslik.

Dirinya berharap, nantinya bisa dibentuk koperasi atau memasukan usaha perikanan ini di Koperasi Merah Putih. Hadir koperasi ini dalam mendukung perekonomian masyarakat, sehingga terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

"Pembudidaya ikan juga harus bisa memanagement atau mengatur waktu, untuk menebar bibit. Sehingga masa panen juga bisa menyesuaikan dan tak bebarengan dengan yang lainnya," pungkasnya. (ary)



Pasang Iklan
Top